BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh
tubuh untuk melakukan fungsinya yang berupa energy. Selain itu, energy juga
dapat membangun dan memelihara jaringan dalam tubuh serta mengatur proses
kehidupan. Nutrisi digunakan untuk makanan sebagai pembentuk energy, dimana
setiap jaringan dalam tubuh bekerja dengan baik. Berdasarkan pengertian nutrisi
itu sendiri, zat ini memang menjadi asupan utama bagi tubuh seseorang dalam
melakukan berbagai kegiatan sebagai pembentuk energy penting. Nutrisi bagi
kesehatan adalah semacam asupan penting yang terdapat pada makanan yang sering
dikonsumsi oleh kita, berisi zat-zat penting seperti vitamin, mineral,
karbohidrat dan lainnya. Namun, nutrisi sangat sangat berbeda.
Sedangkan Vitamin adalah senyawa kimia organic yang
diperlukan untuk fungsi metabolisme normal dan untuk pertumbuhan dan
penyembuhan jaringan. Sebenarnya tubuh hanya membutuhkan vitamin dalam jumlah
yang sedikit setiap harinya, yang secara mudah dapat diperoleh melalui diet
sehari-hari. Jadi, nutrisi adalah makanan bergizi dari kumpulan vitamin yang
terdiri dari zat senyawa kompleks yang mempunyai fungsi dan kegunaannya masing
– masing dalam membantu pengaturan dan proses – proses kegiatan tubuh.
B.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui cara pemberian nutrisi yang benar pada pasien.
2. Untuk
mengetahui cara pemberian vitamin yang benar pada pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nutrisi
Tubuh hanya memiliki cadangan energy siap pakai yang
sederhana. Dalam hal kurang makan, energy diperoleh dari timbunan glikogen
dalam hati, otot, dan lemak dalam jaringan lemak. Meskipun begitu, cadangan
glikogen ini terbatas dan akan habis dalam 24 jam bila puasa. Setelah itu,
protein otot dirombak untuk menghasilkan glukosa (untuk beberapa hari). Bila
puasanya lebih lama lagi, lemak dipakai sebagai sumber energy. Bila cadangan
lemak habis, perombakan protein berlanjut dan akan berakibat kematian.
Tujuan dukungan nutrisi adalah untuk menghentikan
katabolisme dan untuk mengembalikan pasien pada keseimbangan nitrogen yang
positif. Ini dapat dicapai dengan memberi kalori, nitrogen, cairan, elektrolit,
vitamin dan elemen renik. Dari penatalaksanaan pasien dengan penyakit atau
trauma berat kini makin dirasakan manfaat dukungan nutrisi itu terutama
mengatasi fase awal penyakitnya.
·
Protein
Jika nutrisi tidak mencukupi, pasien itu
bukan saja menurun berat badannya karena “hilangnya” otot rangka, namun juga
pemulihan jaringan dan mekanisme imun secara nyata terhambat karena memproses
itu memerlukan pergantian sel secara aktif dan untuk itu diperlukan pembentukan
protein baru. Asam amino adalah bahan dasar untuk protein. Ada dua kelompok
asam amino, asam amino esensial dan asam amino non-esensial. Jadi, didalam
larutan nutrisi perlu ada kedua macam asam amino.
·
Energi
Energy yang diberikan berupa
karbohidat dan lemak.
·
Elektrolit dan Elemen Renik
Harus diberi cukup elektrolit dan elemen
renik, tidak hanya untuk pemeliharaan, tetapi juga untuk mengganti yang hilang.
·
Vitamin
Semua vitamin dapat diberikan melalui cara baik
enteral maupun parenteral.
B.
Pengkajian
Nutrisi
Dukungan nutrisi harus dirancang sesuai kebutuhan
metabolic dan nutrisi tertentu pada tiap-tiap individu. Pengkajian tentang
keadaan nutrisi pasien biasanya dilakukan seorang ahli gizi, yang membuat
kesimpulan berdasarkan masukan dari berbagai sumber, seperti pasien, keluarga,
dokter dan perawat. Kerjasama yang erat antara ahli gizi, dokter, dan perawat
amat penting.
Cara
membentuk profil dari status nutrisi pasien mencakup hal berikut ini :
·
Pemeriksaan klinis
·
Berat dan tinggi badan, terutama
perubahan berat badan terakhir ini
·
Riwayat makanan :
-
Faktor sosioekonomi
-
Kebiasaan makan
-
Penurunan masukan makanan
-
Perubahan akibat penyakit terakhir atau
keadaan sakit
·
Mengukur ketebalan lipatan kulit
·
Pengkajian biokimia
Kewajiban
perawat adalah mengukur tinggi dan berat badan, mengambil contoh urine,
bertanya tentang penurunan berat badan terakhir ini dan mengkaji secara visual
pasiennya.
C. Defisit Nutrisi
Selain kehilangan cairan dan elektrolit, dan
gangguan pH, dapat pula terjadi kehilangan karbohidrat, protein, dan asam lemak
esensial. Dalam hal ini harus diganti secara oral (nutrisi enternal) atau
pasenteral (nutrisi parenteral).
·
Kehabisan
Karbohidrat
Jika masukkan karbohidrat dari makanan tidak ada,
persediaan karbohidrat dengan cepat akan habis. Jika hal ini dibiarkan, protein
tubuh akan dipecah untuk menghasilkan energy.
Kebutuhan
karbohidrat per hari adalah 100 g glukosa. Dalam hal tidak disiapkan dari
makanan, maka dapat diganti dengan pemberian infuse yang mengandung glukosa
(dekstrosa), khususnya yang berkonsentrasi tinggi (25 – 35 %). Larutan
hiprtonik demikian akan merusak vena perifer dan harus diberi melalui kateter
vena sentral.
·
Kehabisan
Protein
Hal ini dapat disebabkan kurangnya
masukan dari makanan, katabolisme yang meningkat, respons stress, penyembuhan
luka, penyakit neoplasma, trauma, perdarahan, luka bakar, tukak, atau penyakit
lain. Gejalanya adalah anoreksia, pucat, kelelahan, penurunan berat badan,
massa, dan tonus otot menurun, penyakit pernapasan. Hemoglobin, eritrosit,
protein plasma total, dan albumin plasma menurun.
Terapi
kehabisan protein :
Protein oral
IV asam amino – L
IV hidrolisat protein
IV larutan protein, dekstrosa, dan lemak
hipertonik
·
Kehabisan
Lemak
Puasa berkepanjangan berakibat defisiensi asam lemak
esensial. Asam lemak utama adalah asam linoleat, palmitat, stearat, dan oleat.
Untuk mengatasinya diberi emulsi secara IV, yang mengandung 10% atau 20% lemak.
D. TERAPI NUTRISI
Setelah status nutrisi pasien diketahui, perlu
diterapkan jenis pendukung nutrisi yang harus diberikan. Nutrisi yang langsung
masuk kedalam saluran cerna dikenal sebagai nutrisi enternal. Pemberian nutrisi
melalui rute selain melaui saluran cerna disebut sebagai nutrisi parenteral,
terutama intravena (IV). Nutrisi enteral lebih disukai karena lebih fisiologik,
lebih aman, dan lebih murah. Bila usus halus tidak berfungsi dengan baik, perlu
dipertimbangkan nutrisi parenteral.
·
Makanan
Selang Enteral
Nutrisi enteral melalui selang ini umumnya dilakukan
pada pasien sakit berat, dan yang tidak dapat menelan namun fungsi usus
halusnya masih baik. Selang nutrisi enteral dapat diberikan melalui rute
nasogastrik (NG), nasoduodenal, gastrostomi, atau jejunostomi. Makanan cair
dapat dimasukkan langsung ke dalam lambung atau usus.
·
Makanan
selang NG
Cara
ini paling sering dipakai, dengan memasukkan selang Ryle ke dalam lambung.
Namun, selang ini kurang ditoleransi dan incidents efek sampingnya cukup
tinggi, yaitu refluks gastric, dan aspirasi, bila dipakai untuk member makanan.
Dapat berakibat faringitis, otitis, dan erosi nasal, farings, esophagus dan
mukosa lambung. Selang NG ukuran kecil mengurangi masalah-masalah ini.
Posisi selang NG yang
benar sangat penting. Pemastian bahwa selang ini tidak terlipat dan benar masuk
dalam lambung dan bukan ke dalam esophagus atau paru harus dilakukan sebelum
member makanan, dengan cara berikut ini :
Mengaspirasi isi lambung dan mengujinya
dengan kertas penguji pH.
Memasukkan sedikit udara ke dalam selang
dan mendengar di epigastrium dengan stetoskop bunyi udara yang masuk.
Jika
oleh salah satu sebab selang ini tertarik keluar sebagian, jangan berusaha
memasukkannya kembali karena ada bahaya selang tertekuk atau memasuki paru.
Selang itu harus dicabut keluar dan diganti baru. Pengosongan lambung dapat
dibantu dan merefluksi lambung dikurangi dengan menaikkan bagian kepala tempat
tidur sewaktu “makan”.
Untuk
mengurangi resiko kontaminasi bakteri, persiapan dan penyimpanan dengan cara
benar hendaknya diperhatikan. Untuk mengurangi kemungkinan tumbuhnya
mikroorganisme, makanan yang dipersiapkan rumah sakit harus diberikan dalam
waktu 4 – 6 jam dan makanan steril yang diberikan secara aseptic dalam 12 – 24
jam. Set pemberian harus diganti baru setiap 24 jam.
·
Aturan
pemberian makanan melalui selang
Mual dan distensi abdomen mungkin terinduksi jika
makanan itu diberi terlalu cepat. Pemberin secara kontinu dapat mengurangi
masalah ini, dengan memakai drip gaya berat atau makanan yang dibantu pompa.
Pemberian melalui drip kontinu juga mengurangi resiko diare yang dapat diakibatkan
makanan melalui pemberian bolus. Makanan melalui pompa akan membantu pasien
yang telah sedikit terganggu fungsi gastrointestinalnya, karena kecepatan
aliran makanannya dapat diatur sesuai kemampuan absorpsinya.
Segala sesuatu mengenai pemberian makanan ini harus
dicatat. Peran perawat dalam hal ini penting, dan terlibat dalam :
Pengkajian status nutrisi pasien
Menyimpan makanan sesuai aturan
Mengawali dan mengawasi makannya
Memantau pasien, misalnya kesukaran
bernapas, toleransi terhadap makanan
Memberi dukungan kepada pasien
Mencatat semuannya.
·
Selang
Gastrostomi/Jejunostomi
Gastrostomi dan jejunostomi juga
merupakan jalan masuk makanan ke dalam saluran gastrointestinal yang masih
berfungsi baik.
E.
NUTRISI
PARENTAL
Cara dukungan nutrisi ini hanya untuk
mencegah atau mengoreksi malnutrisi bila tidak ada rute pemberian nutrient
lainnya. Rute intravena adalah yang dibahas disini.
Indikasi
untuk nutrisi parenteral :
Pasca-bedah, bila komplikasi menyulitkan
makan melalui mulut, misalnya, ileus pasca-bedah berkepanjangan, sepsis.
Luka bakar luas sehingga kebutuhan
nutrisi tidak dapat dipengaruhi secara enteral.
Bila terjadi gangguan mobilitas usus
dan/atau absorbs nutrient, misal penyakit saluran gastrointestinal menahun –
penyakit pancreatitis, sindrom usus pendek.
Bayi premature – imaturitas fungsional
menyebabkan gagal usus atau sulit melaksanakan makanan melalui mulut atau
selang.
F.
Vitamin-Vitamin
Vitamin adalah senyawa kimia organic
yang diperlukan untuk fungsi metabolisme normal dan untuk pertumbuhan dan
penyembuhan jaringan. Sebenarnya tubuh hanya membutuhkan vitamin dalam jumlah
yang sedikit setiap harinya, yang secara mudah dapat diperloeh melalui diet
sehari-hari. Diet yang baik dan seimbang memenuhi semua kebutuhan vitamin dan
mineral untuk fungsi tubuh. Masukan vitamin harus ditambah pada masa
pertumbuhan badan yang cepat, ibu hamil atau menyusui, mereka yang mengalami
sakit berat, dan bagi mereka yang dietnya tidak memadai, seperti peminum
alcohol, dan beberapa klien geriatric. Anak-anak yang mempunyai masukan gizi
yang buruk atau yang malnutrisi memerlukan penggantian vitamin. Orang-orang
yang makannya sembarangan atau dietnya sangat ketat seringkali mengalami
defisiensi vitamin.
Dasar-dasar yang
membenarkan untuk suplemen vitamin :
Kategori
|
Defisiensi
|
Absorpsi
yang tidak memadai
|
Malabsorbsi,
diare, penyakit infeksi dan inflamasi
|
Ketidakmampuan
menggunakan vitamin
|
Penyakit
hati (sirosis, hepatitis), penyakit ginjal, defisiensi herediter tertentu
|
Peningkatan
kehilangan vitamin
|
Demam
akibat proses infeksi, hipertiroidisme, hemodialisis, kanker, kelaparan, diet
ketat yang mendadak
|
Kebutuhan
vitamin yang meningkat
|
Masa
kanak-kanak awal, kehamilan, penyakit berat (kanker, alkoholisme), pembedahan
gastrointestinal, diet khusus
|
Penjualan vitamin di Amerika Serikat merupakan
bisnis multi jutaan dolar. Sebagian orang memakai vitamin untuk meredakan
kelelahan atau untuk meningkatkan kesehatan secara umum, yang keduanya
merupakan indikasi yang tidak tepat dari terapi vitamin. Vitamin tidak diperlukan
jika seseorang mempunyai diet sehari-hari yang baik dan seimbang. Suplemen
vitamin diperlukan untuk defisiensi vitamin, tetapi vitamin-vitamin seringkali
dipakai untuk tujuan pencegahan daripada pengobatan.
Piramida
pedoman makanan USDA (USDA’s
Food Guide Pyramid) memberikan pedoman untuk pilihan makanan
sehari-hari. Dianjurkan untuk memakan berbagai jenis makanan dan jumlah kalori
yang tepat, serta lemak dalam jumlah yang sesuai untuk berat badan sehat.
Saran piramida
adalah sebagai berikut:
1.
Kelompok roti, biji-bijian (cereal),
nasi, pasta 6-11 porsi
2.
Kelompok sayur-sayuran 3-5 porsi
3.
Kelompok buah-buahan 2-4 porsi
4.
Kelompok susu, yogurt, dan keju 2-3
porsi
5.
Kelompok daging, ayam, ikan,
kacang-kacangan kering, telur, dan kacang 2-3 porsi
6.
Kelompok lemak, minyak, gula pakai dalam
jumlahs sedikit. Batasi lemak hanya sampai 30% dari jumlah kalori
The
National Academy Sciences, Food and Nutrition Board,
menerbitkan recommended dietary allowance (RDA) Amerika Serikat untuk
kebutuhan dosis sehari-hari untuk masing-masing vitamin. FDA menganjurkan semua
produk vitamin diberi label sesuai dengan jumlah kandungan vitaminnya dan
proporsi vitamin yang diproduksi tersebut terhadap RDA. Setiap orang harus
didorong untuk memeriksa RDA yang tertera pada kemasan vitamin untuk menentukan
apakah produk tersebut memenuhi kebutuhan dosis RDA.
G.
Vitamin-Vitamin
yang Larut dalam Lemak
Vitamin dibagi dalam dua kelompok umum: yaitu yang
larut dalam lemak dan yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak adalah A, D, E, dan K.
Vitamin-vitamin ini lambat di metabolisme dan dapat disimpan dalam jaringan
lemak, hati dan otot dalam jumlah yang bermakna, dan di ekskresikan ke dalam
urin dalam laju yang lambat. Vitamin A dan D bersifat toksik jika dipakai dalam
jumlah yang berlebihan dan dalam waktu yang lama. Vitamin A dapat disimpan di
dalam hati selama 2 tahun. Vitamin E dan K kurang bersifat toksik daripada
vitamin A dan D. Makanan yang kaya akan vitamin A adalah buah-buahan,
sayur-sayuran berwarna kuning dan hijau, ikan, dan produk dari susu; makanan
yang kaya akan vitamin D adalah susu, produk dari susu, dan margarine; makanan
yang kaya akan vitamin E adalah minyak, margarin, susu, biji-bijian dan daging;
dan makanan yang kaya akan vitamin K adalah sayur-sayuran yang berdaun hijau,
daging, telur, keju, dan susu.
·
Vitamin A
Vitamin A penting untuk pemeliharaan jaringan
epitel, kulit, mata, rambut, dan pertumbuhan tulang. Vitamin A telah dipakai
untuk pengobatan untuk penyakit kulit seperti jerawat; tetapi dosis yang
berlebihan dapat bersifat toksik. Selama kehamilan, kelebihan vitamin A (>
6000 IU) dapat menimbulkan efek teratogenik (cacat lahir) pada janin. Proses
keperawatan dapat diterapkan jika telah diperoleh data obat dan obat yang
diberikan.
Farmakokinetik
Jika seseorang mengalami defisiensi
vitamin A, maka vitamin akan diserap lebih cepat di bandingkan pada keadaan
dimana tidak terdapat defisiensi. Dosis vitamin A yang besar dapat menimbulkan
hipervitaminosis A, di mana gejala-gejalanya berupa rambut rontok dan kulit
yang mengelupas. RDA untuk suplemen vitamin A adalah 5000 IU (international
units). Kelebihan pemakaian vitamin A harus dihindari karena vitamin ini
disimpan di dalam hati, ginjal, dan lemak, dan lambat di ekskresikan dari
tubuh. Kelebihan vitamin A disimpan didalam hati sampai 2 tahun.
Minyak mineral, kolestiramin, alcohol dan
obat-obatan antilipemik menurunkan absorpsi vitamin A. Vitamin A di eksresikan
melalui ginjal dan feses.
Farmakodinamik
Vitamin A diperlukan untuk banyak
proses biokimiawi. Vitamin A membantu pembentukan pigmen penglihatan yang
diperlukan untuk melihat pada malam hari juga, juga diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tulang, dan meningkatkan integritas (keutuhan)
jaringan mukosa dan epitel.
Vitamin A yang dipakai secara oral baru menimbulkan
efek setelah 1-2 jam dan mencapai puncaknya setelah 4-5 jam. Lama kerjanya
tidak diketahui. Karena vitamin A disimpan didalam hati, maka vitamin A mungkin
dapat tersedia bagi tubuh selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau berbulan-bulan.
·
Vitamin D
Vitamin D mempunyai peranan penting dalam mengatur
metabolisme kalsium dan diperlukan untuk absorpsi kalsium dari usus halus.
Kelebihan pemakaian vitamin D (>40.000 IU), mengakibatkan hipervitaminosis D
dan dapat menimbulkan hiperkalsemia (peningkatan kadar kalsium serum).
Anoreksia, mual, dan muntah merupakan gejala-gejala dini dari toksisitas
vitamin D.
H. Vitamin-Vitamin yang Larut dalam
Air
Vitamin-vitamin
yang larut dalam air adalah vitamin B kompleks dan vitamin C.
Kelompok vitamin ini biasanya tidak bersifat kecuali jika dipakai dalam jumlah
yang sangat berlebihan. Vitamin-vitamin yang larut dalam air tidak disimpan
dalam tubuh dan mudah di ekskresikan ke dalam urin. Pengikatan pada protein
dari vitamin yang larut dalam air sangat minimal. Makanan yang kaya akan
vitamin B adalah grains, biji-bijian, roti, dan daging. Buah jeruk dan sayur
berdaun hijau kaya akan vitamin C.
·
Vitamin C
Vitamin C tidak disimpan didalam tubuh dan mudah di
ekskresikan ke dalam urin. Kadar vitamin C serum yang tinggi akibat vitamin C
dalam dosis yang berlebihan akan di ekskresikan oleh ginjal tanpa mengalami
perubahan.
Farmakokinetik
Vitamin C diabsorpsi dengan mudah
melalui saluran gastrointestinal dan didistribusikan di seluruh cairan tubuh.
Ginjal akan mengeksresi vitamin C seluruhnya, hampir tanpa ada perubahan.
Farmakodinamik
Vitamin C diperlukan untuk
metabolisme karbohidrat dan protein dan sistesis lemak. Sintesis kolagen juuga
membutuhkan vitamin C untuk endotel kapiler, jaringan ikat, dan perbaikan
jaringan, dan jaringan osteoid dari tulang.
Vitamin C dalam dosis besar dapat menurunkan efek
antikoagulan oral. Kontrasepsi oral dapat menurunkan konsentrasi vitamin C
dalam tubuh. Merokok menurunkan kadar vitamin C serum.
Pemakaian terapi megavitamin, yaitu vitamin dalam dosis yang sangat besar,
masih dipertanyakan. Vitamin mengadosis dapat menimbulkan toksisitas dan
mungkin menimbulkan efek yang diinginkan yang minimal. Kebanyakan pihak percaya
bahwa vitamin C tidak menyembuhkan atau mencegah flu biasa; tetapi mereka
percaya bahwa vitamin C mempunyai efek plasebo. Lebih dari itu, vitamin C
mengadosis yang dipakai bersama-sama aspirin atau sulfonamide dapat
mengakibatkan pembentukan Kristal dalam urin (kristaluria). Vitamin C dalam
dosis berlebihan dapat menimbulkan hasil yang negatif palsu dari pemeriksaan
occult blood dalam feses dan positif palsu dari pemeriksaan gula dalam urin
jika memakai metode Clinitest. Jika dosis besar dari mengavitamin dihentikan,
penurunan dosis yang bertahap perlu dilakukan untuk mencegah defisiensi
vitamin.
·
Vitamin B Kompleks
Vitamin B1 (timin),
vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (asam nikotinat atau
niasin), dan B6 (pirodoksin) adalah keempat dari vitamin B kompleks.
Kelompok B kompleks ini larut dalam air. Tiamin dipakai untuk mengobati
neuritis perifer, yang dapat terjadi pada peminum alkohol atau penderita
beri-beri. Riboflavin dapat diberikan untuk mengatasi masalah penyakit kulit,
seperti dermatitis yang berisik, sudut mulut yang pecah-pecah, dan peradangan kulit
dan lidah. Niasin diberikan untuk mengatasi pellagra dan hiperlipidemia, dimana
diperlukan dosis yang besar. Tetapi, dosis yang besar dapat menimbulkan iritasi
gastrointestinal dan vasodilatasi, sehingga mengakibatkan perasaan terbakar
(flushing). Pirodiksin diberikan untuk memperbaiki defisiensi vitamin B6.
Pirodiksin juga membantu mengatasi gejala-gejala neuritis akibat terapi
isoniazid (INH) pada tuberkulosis.
I. Vitamin-Vitamin: Fungsi, Sumber
Makanan Yang di Anjurkan, dan Beberapa Keadaan Defisiensi
VITAMIN
|
FUNGSI
|
SUMBER MAKANAN
|
KEADAAN DEFISIENSI
|
A
|
Dibutuhkan
untuk perkembangan dan pemeliharaan mata, gusi, kulit, rambut, dan beberapa
kelenjar agar tetap dalam keadaan sehat. Diperlukan untuk metabolisme lemak
|
Susu
murni, mentega, telur, sayur berdaun hijau dan kuning, buah-buahan, hati
|
Kulit
kering, perkembangan gigi yang buruk, buta senja
|
B1
(Tiamin)
|
Meningkatkan
pemakaian gula (energi). Dibutuhkan agar fungsi sistem saraf dan jantung
bekerja dengan baik
|
Roti
dan biji-bijian yang diperkaya, ragi, hati, daging babi, ikan, susu
|
Gangguan
sensoris, pertumbuhan yang terlambat, keletihan, anokresia
|
B2
(Riboflavin)
|
Meningkatkan
pemakaian karbohidrat, protein, dan lemak oleh tubuh, dengan melepaskan
energi ke dalam sel-sel. Dibutuhkan untuk keutuhan
|
Susu,
roti dan biji-bijian yang diperkaya, hati, daging tanpa lemak, telur,
sayur-sayuran berdaun hijau
|
Gangguan
penglihatan seperti kabur dan fotofobia; keilosis; ruam pada hidung; rasa
baal pada anggota gerak
|
B6
(Pirodoksin)
|
Penting
dalam metabolisme, sintesis protein, dan pembentukan sel-sel darah merah
|
Daging
tanpa lemak, sayur-sayuran berdaun hijau, biji-bijian yang belum disosoh,
ragi, pisang
|
Neuritis,
kejang-kejang, dermatitis, anemia, limfopeni
|
B12
(Kobalamin)
|
Berfungsi
dalam pembentukan asam nukleat dan sel-sel darah merah. Meningkatkan fungsi
sistem saraf
|
Hati,
ginjal, ikan, susu
|
Gangguan
gastrointestinal, pertumbuhan yang buruk, anemia
|
Asam
Folat
|
Membantu
pembentukan materi genetic dan protein untuk inti sel. Membantu fungsi usus halus
dan mencegah anemia tertentu
|
Sayur-sayuran
berdaun hijau, buah-buahan dan sayur-sayuran berwarna kuning, ragi, daging
|
Penurunan
jumlah sel darah putih dan faktor-faktor pembekuan, anemia, gangguan usus
halus, depresi
|
Asam
Pantotenat
|
Meningkatkan
pemakaian karbohidrat, lemak dan protein oleh tubuh. Penting untuk pembekuan
hormon-hormon tertentu dan senyawa yang mengendalikan saraf
|
Telur,
sayur-sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, hati, ginjal, susu skim
|
Defisiensi
alami pada manusia tidak diketahui
|
Niasin
|
Terdapat
di semua jaringan tubuh. Perlu untuk reaksi yang menghasilkan energi.
membantu sistem saraf
|
Telur,
daging, hati, kacang, kacang ercis, roti yang diperkaya, dan biji-bijian
|
Pertumbuhan
yang terlambat, pellagra, sakit kepala, kehilangan daya ingat, anoreksia,
insomnia
|
Biotin
|
Sintesis
asam-asam lemak dan produksi energi dari glukosa. Dibutuhkan oleh sistem
kimiawi tubuh
|
Telur,
susu, sayur-sayuran berdaun hijau, hati, ginjal
|
Defisiensi
alami pada manusia tidak diketahui
|
C
(Asam Askorbat)
|
Membantu
perbaikan dan pertumbuhan jaringan. Dibutuhkan dalam pembentukan
|
Buah
jeruk, tomat, sayur-sayuran berdaun hijau, kentang
|
Penyembuhan
luka yang buruk, perdarahan gusi, scurvy, mudah terkena infeksi
|
D
(Kalsiferol)
|
Meningkatkan
pemakaian fosfor dan kalsium. Penting untuk gigi dan tulang yang kuat
|
Susu
yang diperkaya dengan vitamin D, kuning telur, ikan tuna dan ikan salmon
|
Rickets,
kekurangan fosfor dan kalsium dalam darah
|
E
|
Melindungi
asam-asam lemak dan meningkatkan pembentukan dan fungsi sel-sel darah merah,
otot, dan jaringan lain
|
Biji-bijian
yang belum di sosoh, gandum, minyak sayur, daun slada
|
Pecahnya
sel-sel darah merah
|
K
|
Penting
untuk pembekuan darah
|
Sayur-sayuran
berdaun hijau, hati, keju, kuning telur
|
Waktu
pembekuan yang memanjang sehingga sering terjadi perdarahan
|
J. Proses Keperawatan : Vitamin
Pengkajian
·
Kaji klien untuk defisiensi vitamin,
selidiki hal-hal seperti masukan gizi yang tidak memadai, pemyakit berat atau
gangguan gastrointestinal.
Perencanaan
·
Klien akan mengkonsumsi diet yang baik
dan seimbang yang terdiri dari makanan dan sajian yang di uraikan dalam
piramida makanan
·
Klien dengan defisiensi vitamin akan
menerima penggantian vitamin
Intervensi
Keperawatan
Penyuluhan
Kepada Klien :
·
Nasihatkan klien untuk mempunyai diet
yang baik dan seimbang yang mencakup jumlah dan jenis makanan yang
direkomendasikan dalam piramida makanan. Suplemen vitamin tidak diperlukan jika
orang tersebut sehat dan menerima nutrisi yang tepat dengan teratur.
·
Anjurkan klien untuk tidak memakai megavitamin
dalam jangka waktu panjang kecuali jika diserapkan oleh dokter. Untuk
menghentikan terapi megavitamin jangaka panjang, dianjurkan untuk melakukan
penurunan masukan vitamin yang bertahap untuk menghindari defisiensi vitamin.
·
Beritahu klien bahwa vitamin yang hilang
selama satu atau dua hari tidak perlu menimbulkan kekhawatiran karena
defisiensi tidak terjadi dengan mendadak.
·
Nasehatkan klien untuk memeriksa tanggal
kadaluwarsa pada kemasan vitamin sebelum membelinya. Potensi vitamin berkurang
setelah lewat tanggal kadaluawarsa
·
Jelaskan kepada klien bahwa tidak
terdapat bukti ilmiah bahwa vitamin C (asam askorbat) megadosis akan
menyembuhkan flu.
·
Peringatkan klien untuk tidak memakai
vitamin C mengadosis bersama-sama aspirin atau sulfonamide karena dapt
terbentuk Kristal dalam ginjal dan urin.
·
Beritahu klien untuk menghindari
pemakaian minyak mineral bersama-sama dengan vitamin A secara teratur karena
itu akan menghambat absorpsi vitamin.
·
Beritahu klien untuk menghindari minum
minuman yang mengandung alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat menyebabkan
defisiensi vitamin B kompleks.
Evaluasi
·
Evaluasi efektivitas diet klien apakah
mencakup jumlah dan jenis makanan yang tepat berdasarkan piramida makanan.
·
Tentukan apakah klien dengan malnutrisi
menerima terapi vitamin yang tepat.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Tubuh hanya memiliki cadangan energy siap pakai yang
sederhana. Dalam hal kurang makan, energy diperoleh dari timbunan glikogen
dalam hati, otot, dan lemak dalam jaringan lemak. Tujuan dukungan nutrisi
adalah untuk menghentikan katabolisme dan untuk mengembalikan pasien pada
keseimbangan nitrogen yang positif. Ini dapat dicapai dengan memberi kalori,
nitrogen, cairan, elektrolit, vitamin dan elemen renik. Dari penatalaksanaan
pasien dengan penyakit atau trauma berat kini makin dirasakan manfaat dukungan
nutrisi itu terutama mengatasi fase awal penyakitnya. Jadi, nutrisi dan vitamin
yang terdiri dari zat senyawa kompleks mempunyai fungsi dan kegunaannya masing
– masing dalam membantu pengaturan dan proses – proses kegiatan tubuh.
B.
Saran
Adapun saran dari penulis untuk pembaca makalah ini
adalah :
1.
Hendaknya
makalah ini tidak hanya dijadikan bahan pajangan dalam perpustakaan atau kamar
belajar.
2. Hendaknya
makalah ini dipergunakan sebagai bahan bacaan yang sangat berguna untuk
menambah wawasan dalam ilmu farmakologi.
3. Hendaknya
makalah ini bisa dijadikan konsep dasar dalam pemberian asuhan keperawatan
utamanya dalam pemberian agen nutrisi dan vitamin yang benar kepada pasien ketika
terjun ke lapangan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian pengobatan
lainnya.
4.
Penulis
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna untuk lebih mendapatkan
hasil yang maksimal, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Tambayong,
Jan.2001.Farmakologi untuk
keperawatan.Jakarta : Widya Medika
2. Kee,
Joyce L. 1996. Farmakologi : pendekatan
proses keperawatan. Jakarta : Widya Medika
3.
http://www.kesehatan123.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar