Kamis, 03 Oktober 2013

MAKALAH FARMAKOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya yang berupa energy. Selain itu, energy juga dapat membangun dan memelihara jaringan dalam tubuh serta mengatur proses kehidupan. Nutrisi digunakan untuk makanan sebagai pembentuk energy, dimana setiap jaringan dalam tubuh bekerja dengan baik. Berdasarkan pengertian nutrisi itu sendiri, zat ini memang menjadi asupan utama bagi tubuh seseorang dalam melakukan berbagai kegiatan sebagai pembentuk energy penting. Nutrisi bagi kesehatan adalah semacam asupan penting yang terdapat pada makanan yang sering dikonsumsi oleh kita, berisi zat-zat penting seperti vitamin, mineral, karbohidrat dan lainnya. Namun, nutrisi sangat sangat berbeda.
Sedangkan Vitamin adalah senyawa kimia organic yang diperlukan untuk fungsi metabolisme normal dan untuk pertumbuhan dan penyembuhan jaringan. Sebenarnya tubuh hanya membutuhkan vitamin dalam jumlah yang sedikit setiap harinya, yang secara mudah dapat diperoleh melalui diet sehari-hari. Jadi, nutrisi adalah makanan bergizi dari kumpulan vitamin yang terdiri dari zat senyawa kompleks yang mempunyai fungsi dan kegunaannya masing – masing dalam membantu pengaturan dan proses – proses kegiatan tubuh.


B.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui cara pemberian nutrisi yang benar pada pasien.
2.      Untuk mengetahui cara pemberian vitamin yang benar pada pasien.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Nutrisi
Tubuh hanya memiliki cadangan energy siap pakai yang sederhana. Dalam hal kurang makan, energy diperoleh dari timbunan glikogen dalam hati, otot, dan lemak dalam jaringan lemak. Meskipun begitu, cadangan glikogen ini terbatas dan akan habis dalam 24 jam bila puasa. Setelah itu, protein otot dirombak untuk menghasilkan glukosa (untuk beberapa hari). Bila puasanya lebih lama lagi, lemak dipakai sebagai sumber energy. Bila cadangan lemak habis, perombakan protein berlanjut dan akan berakibat kematian.
Tujuan dukungan nutrisi adalah untuk menghentikan katabolisme dan untuk mengembalikan pasien pada keseimbangan nitrogen yang positif. Ini dapat dicapai dengan memberi kalori, nitrogen, cairan, elektrolit, vitamin dan elemen renik. Dari penatalaksanaan pasien dengan penyakit atau trauma berat kini makin dirasakan manfaat dukungan nutrisi itu terutama mengatasi fase awal penyakitnya.
·            Protein
Jika nutrisi tidak mencukupi, pasien itu bukan saja menurun berat badannya karena “hilangnya” otot rangka, namun juga pemulihan jaringan dan mekanisme imun secara nyata terhambat karena memproses itu memerlukan pergantian sel secara aktif dan untuk itu diperlukan pembentukan protein baru. Asam amino adalah bahan dasar untuk protein. Ada dua kelompok asam amino, asam amino esensial dan asam amino non-esensial. Jadi, didalam larutan nutrisi perlu ada kedua macam asam amino.
·            Energi
Energy yang diberikan berupa karbohidat dan lemak.

·            Elektrolit dan Elemen Renik
Harus diberi cukup elektrolit dan elemen renik, tidak hanya untuk pemeliharaan, tetapi juga untuk mengganti yang hilang.
·            Vitamin
Semua vitamin dapat diberikan melalui cara baik enteral maupun parenteral.

B.     Pengkajian Nutrisi
Dukungan nutrisi harus dirancang sesuai kebutuhan metabolic dan nutrisi tertentu pada tiap-tiap individu. Pengkajian tentang keadaan nutrisi pasien biasanya dilakukan seorang ahli gizi, yang membuat kesimpulan berdasarkan masukan dari berbagai sumber, seperti pasien, keluarga, dokter dan perawat. Kerjasama yang erat antara ahli gizi, dokter, dan perawat amat penting.
Cara membentuk profil dari status nutrisi pasien mencakup hal berikut ini :
·            Pemeriksaan klinis
·            Berat dan tinggi badan, terutama perubahan berat badan terakhir ini
·            Riwayat makanan :
-             Faktor sosioekonomi
-             Kebiasaan makan
-             Penurunan masukan makanan
-             Perubahan akibat penyakit terakhir atau keadaan sakit
·            Mengukur ketebalan lipatan kulit
·            Pengkajian biokimia
Kewajiban perawat adalah mengukur tinggi dan berat badan, mengambil contoh urine, bertanya tentang penurunan berat badan terakhir ini dan mengkaji secara visual pasiennya.

C.    Defisit Nutrisi
Selain kehilangan cairan dan elektrolit, dan gangguan pH, dapat pula terjadi kehilangan karbohidrat, protein, dan asam lemak esensial. Dalam hal ini harus diganti secara oral (nutrisi enternal) atau pasenteral (nutrisi parenteral).
·               Kehabisan Karbohidrat
Jika masukkan karbohidrat dari makanan tidak ada, persediaan karbohidrat dengan cepat akan habis. Jika hal ini dibiarkan, protein tubuh akan dipecah untuk menghasilkan energy.
Kebutuhan karbohidrat per hari adalah 100 g glukosa. Dalam hal tidak disiapkan dari makanan, maka dapat diganti dengan pemberian infuse yang mengandung glukosa (dekstrosa), khususnya yang berkonsentrasi tinggi (25 – 35 %). Larutan hiprtonik demikian akan merusak vena perifer dan harus diberi melalui kateter vena sentral.
·               Kehabisan Protein
Hal ini dapat disebabkan kurangnya masukan dari makanan, katabolisme yang meningkat, respons stress, penyembuhan luka, penyakit neoplasma, trauma, perdarahan, luka bakar, tukak, atau penyakit lain. Gejalanya adalah anoreksia, pucat, kelelahan, penurunan berat badan, massa, dan tonus otot menurun, penyakit pernapasan. Hemoglobin, eritrosit, protein plasma total, dan albumin plasma menurun.
Terapi kehabisan protein :
*            Protein oral
*            IV asam amino – L
*            IV hidrolisat protein
*            IV larutan protein, dekstrosa, dan lemak hipertonik

·               Kehabisan Lemak
Puasa berkepanjangan berakibat defisiensi asam lemak esensial. Asam lemak utama adalah asam linoleat, palmitat, stearat, dan oleat. Untuk mengatasinya diberi emulsi secara IV, yang mengandung 10% atau 20% lemak.

D.    TERAPI NUTRISI
Setelah status nutrisi pasien diketahui, perlu diterapkan jenis pendukung nutrisi yang harus diberikan. Nutrisi yang langsung masuk kedalam saluran cerna dikenal sebagai nutrisi enternal. Pemberian nutrisi melalui rute selain melaui saluran cerna disebut sebagai nutrisi parenteral, terutama intravena (IV). Nutrisi enteral lebih disukai karena lebih fisiologik, lebih aman, dan lebih murah. Bila usus halus tidak berfungsi dengan baik, perlu dipertimbangkan nutrisi parenteral.

·               Makanan Selang Enteral
Nutrisi enteral melalui selang ini umumnya dilakukan pada pasien sakit berat, dan yang tidak dapat menelan namun fungsi usus halusnya masih baik. Selang nutrisi enteral dapat diberikan melalui rute nasogastrik (NG), nasoduodenal, gastrostomi, atau jejunostomi. Makanan cair dapat dimasukkan langsung ke dalam lambung atau usus.

·               Makanan selang NG
Cara ini paling sering dipakai, dengan memasukkan selang Ryle ke dalam lambung. Namun, selang ini kurang ditoleransi dan incidents efek sampingnya cukup tinggi, yaitu refluks gastric, dan aspirasi, bila dipakai untuk member makanan. Dapat berakibat faringitis, otitis, dan erosi nasal, farings, esophagus dan mukosa lambung. Selang NG ukuran kecil mengurangi masalah-masalah ini.
Posisi selang NG yang benar sangat penting. Pemastian bahwa selang ini tidak terlipat dan benar masuk dalam lambung dan bukan ke dalam esophagus atau paru harus dilakukan sebelum member makanan, dengan cara berikut ini :
*         Mengaspirasi isi lambung dan mengujinya dengan kertas penguji pH.
*         Memasukkan sedikit udara ke dalam selang dan mendengar di epigastrium dengan stetoskop bunyi udara yang masuk.
Jika oleh salah satu sebab selang ini tertarik keluar sebagian, jangan berusaha memasukkannya kembali karena ada bahaya selang tertekuk atau memasuki paru. Selang itu harus dicabut keluar dan diganti baru. Pengosongan lambung dapat dibantu dan merefluksi lambung dikurangi dengan menaikkan bagian kepala tempat tidur sewaktu “makan”.
Untuk mengurangi resiko kontaminasi bakteri, persiapan dan penyimpanan dengan cara benar hendaknya diperhatikan. Untuk mengurangi kemungkinan tumbuhnya mikroorganisme, makanan yang dipersiapkan rumah sakit harus diberikan dalam waktu 4 – 6 jam dan makanan steril yang diberikan secara aseptic dalam 12 – 24 jam. Set pemberian harus diganti baru setiap 24 jam.
·               Aturan pemberian makanan melalui selang
Mual dan distensi abdomen mungkin terinduksi jika makanan itu diberi terlalu cepat. Pemberin secara kontinu dapat mengurangi masalah ini, dengan memakai drip gaya berat atau makanan yang dibantu pompa. Pemberian melalui drip kontinu juga mengurangi resiko diare yang dapat diakibatkan makanan melalui pemberian bolus. Makanan melalui pompa akan membantu pasien yang telah sedikit terganggu fungsi gastrointestinalnya, karena kecepatan aliran makanannya dapat diatur sesuai kemampuan absorpsinya.
Segala sesuatu mengenai pemberian makanan ini harus dicatat. Peran perawat dalam hal ini penting, dan terlibat dalam :
*      Pengkajian status nutrisi pasien
*      Menyimpan makanan sesuai aturan
*      Mengawali dan mengawasi makannya
*      Memantau pasien, misalnya kesukaran bernapas, toleransi terhadap makanan
*      Memberi dukungan kepada pasien
*      Mencatat semuannya.

·               Selang Gastrostomi/Jejunostomi
Gastrostomi dan jejunostomi juga merupakan jalan masuk makanan ke dalam saluran gastrointestinal yang masih berfungsi baik.

E.     NUTRISI PARENTAL
Cara dukungan nutrisi ini hanya untuk mencegah atau mengoreksi malnutrisi bila tidak ada rute pemberian nutrient lainnya. Rute intravena adalah yang dibahas disini.
Indikasi untuk nutrisi parenteral :
*      Pasca-bedah, bila komplikasi menyulitkan makan melalui mulut, misalnya, ileus pasca-bedah berkepanjangan, sepsis.
*      Luka bakar luas sehingga kebutuhan nutrisi tidak dapat dipengaruhi secara enteral.
*      Bila terjadi gangguan mobilitas usus dan/atau absorbs nutrient, misal penyakit saluran gastrointestinal menahun – penyakit pancreatitis, sindrom usus pendek.
*      Bayi premature – imaturitas fungsional menyebabkan gagal usus atau sulit melaksanakan makanan melalui mulut atau selang.



F.     Vitamin-Vitamin
Vitamin adalah senyawa kimia organic yang diperlukan untuk fungsi metabolisme normal dan untuk pertumbuhan dan penyembuhan jaringan. Sebenarnya tubuh hanya membutuhkan vitamin dalam jumlah yang sedikit setiap harinya, yang secara mudah dapat diperloeh melalui diet sehari-hari. Diet yang baik dan seimbang memenuhi semua kebutuhan vitamin dan mineral untuk fungsi tubuh. Masukan vitamin harus ditambah pada masa pertumbuhan badan yang cepat, ibu hamil atau menyusui, mereka yang mengalami sakit berat, dan bagi mereka yang dietnya tidak memadai, seperti peminum alcohol, dan beberapa klien geriatric. Anak-anak yang mempunyai masukan gizi yang buruk atau yang malnutrisi memerlukan penggantian vitamin. Orang-orang yang makannya sembarangan atau dietnya sangat ketat seringkali mengalami defisiensi vitamin.
Dasar-dasar yang membenarkan untuk suplemen vitamin :
Kategori
Defisiensi
Absorpsi yang tidak memadai
Malabsorbsi, diare, penyakit infeksi dan inflamasi
Ketidakmampuan menggunakan vitamin
Penyakit hati (sirosis, hepatitis), penyakit ginjal, defisiensi herediter tertentu
Peningkatan kehilangan vitamin
Demam akibat proses infeksi, hipertiroidisme, hemodialisis, kanker, kelaparan, diet ketat yang mendadak
Kebutuhan vitamin yang meningkat
Masa kanak-kanak awal, kehamilan, penyakit berat (kanker, alkoholisme), pembedahan gastrointestinal, diet khusus

Penjualan vitamin di Amerika Serikat merupakan bisnis multi jutaan dolar. Sebagian orang memakai vitamin untuk meredakan kelelahan atau untuk meningkatkan kesehatan secara umum, yang keduanya merupakan indikasi yang tidak tepat dari terapi vitamin. Vitamin tidak diperlukan jika seseorang mempunyai diet sehari-hari yang baik dan seimbang. Suplemen vitamin diperlukan untuk defisiensi vitamin, tetapi vitamin-vitamin seringkali dipakai untuk tujuan pencegahan daripada pengobatan.
            Piramida pedoman makanan USDA (USDA’s Food Guide Pyramid) memberikan pedoman untuk pilihan makanan sehari-hari. Dianjurkan untuk memakan berbagai jenis makanan dan jumlah kalori yang tepat, serta lemak dalam jumlah yang sesuai untuk berat badan sehat.
Saran piramida adalah sebagai berikut:
1.                  Kelompok roti, biji-bijian (cereal), nasi, pasta 6-11 porsi
2.                  Kelompok sayur-sayuran 3-5 porsi
3.                  Kelompok buah-buahan 2-4 porsi
4.                  Kelompok susu, yogurt, dan keju 2-3 porsi
5.                  Kelompok daging, ayam, ikan, kacang-kacangan kering, telur, dan kacang 2-3 porsi
6.                  Kelompok lemak, minyak, gula pakai dalam jumlahs sedikit. Batasi lemak hanya sampai 30% dari jumlah kalori
The National Academy Sciences, Food and Nutrition Board, menerbitkan recommended dietary allowance (RDA) Amerika Serikat untuk kebutuhan dosis sehari-hari untuk masing-masing vitamin. FDA menganjurkan semua produk vitamin diberi label sesuai dengan jumlah kandungan vitaminnya dan proporsi vitamin yang diproduksi tersebut terhadap RDA. Setiap orang harus didorong untuk memeriksa RDA yang tertera pada kemasan vitamin untuk menentukan apakah produk tersebut memenuhi kebutuhan dosis RDA.
G.    Vitamin-Vitamin yang Larut dalam Lemak
Vitamin dibagi dalam dua kelompok umum: yaitu yang larut dalam lemak dan yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak adalah A, D, E, dan K. Vitamin-vitamin ini lambat di metabolisme dan dapat disimpan dalam jaringan lemak, hati dan otot dalam jumlah yang bermakna, dan di ekskresikan ke dalam urin dalam laju yang lambat. Vitamin A dan D bersifat toksik jika dipakai dalam jumlah yang berlebihan dan dalam waktu yang lama. Vitamin A dapat disimpan di dalam hati selama 2 tahun. Vitamin E dan K kurang bersifat toksik daripada vitamin A dan D. Makanan yang kaya akan vitamin A adalah buah-buahan, sayur-sayuran berwarna kuning dan hijau, ikan, dan produk dari susu; makanan yang kaya akan vitamin D adalah susu, produk dari susu, dan margarine; makanan yang kaya akan vitamin E adalah minyak, margarin, susu, biji-bijian dan daging; dan makanan yang kaya akan vitamin K adalah sayur-sayuran yang berdaun hijau, daging, telur, keju, dan susu.
·               Vitamin A
Vitamin A penting untuk pemeliharaan jaringan epitel, kulit, mata, rambut, dan pertumbuhan tulang. Vitamin A telah dipakai untuk pengobatan untuk penyakit kulit seperti jerawat; tetapi dosis yang berlebihan dapat bersifat toksik. Selama kehamilan, kelebihan vitamin A (> 6000 IU) dapat menimbulkan efek teratogenik (cacat lahir) pada janin. Proses keperawatan dapat diterapkan jika telah diperoleh data obat dan obat yang diberikan.
Farmakokinetik
Jika seseorang mengalami defisiensi vitamin A, maka vitamin akan diserap lebih cepat di bandingkan pada keadaan dimana tidak terdapat defisiensi. Dosis vitamin A yang besar dapat menimbulkan hipervitaminosis A, di mana gejala-gejalanya berupa rambut rontok dan kulit yang mengelupas. RDA untuk suplemen vitamin A adalah 5000 IU (international units). Kelebihan pemakaian vitamin A harus dihindari karena vitamin ini disimpan di dalam hati, ginjal, dan lemak, dan lambat di ekskresikan dari tubuh. Kelebihan vitamin A disimpan didalam hati sampai 2 tahun.
Minyak mineral, kolestiramin, alcohol dan obat-obatan antilipemik menurunkan absorpsi vitamin A. Vitamin A di eksresikan melalui ginjal dan feses.

Farmakodinamik
Vitamin A diperlukan untuk banyak proses biokimiawi. Vitamin A membantu pembentukan pigmen penglihatan yang diperlukan untuk melihat pada malam hari juga, juga diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang, dan meningkatkan integritas (keutuhan) jaringan mukosa dan epitel.
Vitamin A yang dipakai secara oral baru menimbulkan efek setelah 1-2 jam dan mencapai puncaknya setelah 4-5 jam. Lama kerjanya tidak diketahui. Karena vitamin A disimpan didalam hati, maka vitamin A mungkin dapat tersedia bagi tubuh selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau berbulan-bulan.




·               Vitamin D
Vitamin D mempunyai peranan penting dalam mengatur metabolisme kalsium dan diperlukan untuk absorpsi kalsium dari usus halus. Kelebihan pemakaian vitamin D (>40.000 IU), mengakibatkan hipervitaminosis D dan dapat menimbulkan hiperkalsemia (peningkatan kadar kalsium serum). Anoreksia, mual, dan muntah merupakan gejala-gejala dini dari toksisitas vitamin D.
H.    Vitamin-Vitamin yang Larut dalam Air
Vitamin-vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B kompleks dan vitamin C. Kelompok vitamin ini biasanya tidak bersifat kecuali jika dipakai dalam jumlah yang sangat berlebihan. Vitamin-vitamin yang larut dalam air tidak disimpan dalam tubuh dan mudah di ekskresikan ke dalam urin. Pengikatan pada protein dari vitamin yang larut dalam air sangat minimal. Makanan yang kaya akan vitamin B adalah grains, biji-bijian, roti, dan daging. Buah jeruk dan sayur berdaun hijau kaya akan vitamin C.
·               Vitamin C
Vitamin C tidak disimpan didalam tubuh dan mudah di ekskresikan ke dalam urin. Kadar vitamin C serum yang tinggi akibat vitamin C dalam dosis yang berlebihan akan di ekskresikan oleh ginjal tanpa mengalami perubahan.
Farmakokinetik
Vitamin C diabsorpsi dengan mudah melalui saluran gastrointestinal dan didistribusikan di seluruh cairan tubuh. Ginjal akan mengeksresi vitamin C seluruhnya, hampir tanpa ada perubahan.

Farmakodinamik
Vitamin C diperlukan untuk metabolisme karbohidrat dan protein dan sistesis lemak. Sintesis kolagen juuga membutuhkan vitamin C untuk endotel kapiler, jaringan ikat, dan perbaikan jaringan, dan jaringan osteoid dari tulang.
Vitamin C dalam dosis besar dapat menurunkan efek antikoagulan oral. Kontrasepsi oral dapat menurunkan konsentrasi vitamin C dalam tubuh. Merokok menurunkan kadar vitamin C serum.
Pemakaian terapi megavitamin, yaitu vitamin dalam dosis yang sangat besar, masih dipertanyakan. Vitamin mengadosis dapat menimbulkan toksisitas dan mungkin menimbulkan efek yang diinginkan yang minimal. Kebanyakan pihak percaya bahwa vitamin C tidak menyembuhkan atau mencegah flu biasa; tetapi mereka percaya bahwa vitamin C mempunyai efek plasebo. Lebih dari itu, vitamin C mengadosis yang dipakai bersama-sama aspirin atau sulfonamide dapat mengakibatkan pembentukan Kristal dalam urin (kristaluria). Vitamin C dalam dosis berlebihan dapat menimbulkan hasil yang negatif palsu dari pemeriksaan occult blood dalam feses dan positif palsu dari pemeriksaan gula dalam urin jika memakai metode Clinitest. Jika dosis besar dari mengavitamin dihentikan, penurunan dosis yang bertahap perlu dilakukan untuk mencegah defisiensi vitamin.

·               Vitamin B Kompleks
Vitamin B1 (timin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (asam nikotinat atau niasin), dan B6 (pirodoksin) adalah keempat dari vitamin B kompleks. Kelompok B kompleks ini larut dalam air. Tiamin dipakai untuk mengobati neuritis perifer, yang dapat terjadi pada peminum alkohol atau penderita beri-beri. Riboflavin dapat diberikan untuk mengatasi masalah penyakit kulit, seperti dermatitis yang berisik, sudut mulut yang pecah-pecah, dan peradangan kulit dan lidah. Niasin diberikan untuk mengatasi pellagra dan hiperlipidemia, dimana diperlukan dosis yang besar. Tetapi, dosis yang besar dapat menimbulkan iritasi gastrointestinal dan vasodilatasi, sehingga mengakibatkan perasaan terbakar (flushing). Pirodiksin diberikan untuk memperbaiki defisiensi vitamin B6. Pirodiksin juga membantu mengatasi gejala-gejala neuritis akibat terapi isoniazid (INH) pada tuberkulosis.











I.       Vitamin-Vitamin: Fungsi, Sumber Makanan Yang di Anjurkan, dan Beberapa Keadaan Defisiensi
VITAMIN
FUNGSI
SUMBER MAKANAN
KEADAAN DEFISIENSI
A
Dibutuhkan untuk perkembangan dan pemeliharaan mata, gusi, kulit, rambut, dan beberapa kelenjar agar tetap dalam keadaan sehat. Diperlukan untuk metabolisme lemak
Susu murni, mentega, telur, sayur berdaun hijau dan kuning, buah-buahan, hati
Kulit kering, perkembangan gigi yang buruk, buta senja
B1 (Tiamin)
Meningkatkan pemakaian gula (energi). Dibutuhkan agar fungsi sistem saraf dan jantung bekerja dengan baik
Roti dan biji-bijian yang diperkaya, ragi, hati, daging babi, ikan, susu
Gangguan sensoris, pertumbuhan yang terlambat, keletihan, anokresia
B2 (Riboflavin)
Meningkatkan pemakaian karbohidrat, protein, dan lemak oleh tubuh, dengan melepaskan energi ke dalam sel-sel. Dibutuhkan untuk keutuhan
Susu, roti dan biji-bijian yang diperkaya, hati, daging tanpa lemak, telur, sayur-sayuran berdaun hijau
Gangguan penglihatan seperti kabur dan fotofobia; keilosis; ruam pada hidung; rasa baal pada anggota gerak
B6 (Pirodoksin)
Penting dalam metabolisme, sintesis protein, dan pembentukan sel-sel darah merah
Daging tanpa lemak, sayur-sayuran berdaun hijau, biji-bijian yang belum disosoh, ragi, pisang
Neuritis, kejang-kejang, dermatitis, anemia, limfopeni
B12 (Kobalamin)
Berfungsi dalam pembentukan asam nukleat dan sel-sel darah merah. Meningkatkan fungsi sistem saraf
Hati, ginjal, ikan, susu
Gangguan gastrointestinal, pertumbuhan yang buruk, anemia
Asam Folat
Membantu pembentukan materi genetic dan protein untuk inti sel. Membantu fungsi usus halus dan mencegah anemia tertentu
Sayur-sayuran berdaun hijau, buah-buahan dan sayur-sayuran berwarna kuning, ragi, daging
Penurunan jumlah sel darah putih dan faktor-faktor pembekuan, anemia, gangguan usus halus, depresi
Asam Pantotenat
Meningkatkan pemakaian karbohidrat, lemak dan protein oleh tubuh. Penting untuk pembekuan hormon-hormon tertentu dan senyawa yang mengendalikan saraf
Telur, sayur-sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, hati, ginjal, susu skim
Defisiensi alami pada manusia tidak diketahui
Niasin
Terdapat di semua jaringan tubuh. Perlu untuk reaksi yang menghasilkan energi. membantu sistem saraf
Telur, daging, hati, kacang, kacang ercis, roti yang diperkaya, dan biji-bijian
Pertumbuhan yang terlambat, pellagra, sakit kepala, kehilangan daya ingat, anoreksia, insomnia
Biotin
Sintesis asam-asam lemak dan produksi energi dari glukosa. Dibutuhkan oleh sistem kimiawi tubuh
Telur, susu, sayur-sayuran berdaun hijau, hati, ginjal
Defisiensi alami pada manusia tidak diketahui
C (Asam Askorbat)
Membantu perbaikan dan pertumbuhan jaringan. Dibutuhkan dalam pembentukan
Buah jeruk, tomat, sayur-sayuran berdaun hijau, kentang
Penyembuhan luka yang buruk, perdarahan gusi, scurvy, mudah terkena infeksi
D (Kalsiferol)
Meningkatkan pemakaian fosfor dan kalsium. Penting untuk gigi dan tulang yang kuat
Susu yang diperkaya dengan vitamin D, kuning telur, ikan tuna dan ikan salmon
Rickets, kekurangan fosfor dan kalsium dalam darah
E
Melindungi asam-asam lemak dan meningkatkan pembentukan dan fungsi sel-sel darah merah, otot, dan jaringan lain
Biji-bijian yang belum di sosoh, gandum, minyak sayur, daun slada
Pecahnya sel-sel darah merah
K
Penting untuk pembekuan darah
Sayur-sayuran berdaun hijau, hati, keju, kuning telur
Waktu pembekuan yang memanjang sehingga sering terjadi perdarahan

J.      Proses Keperawatan : Vitamin
Pengkajian
·               Kaji klien untuk defisiensi vitamin, selidiki hal-hal seperti masukan gizi yang tidak memadai, pemyakit berat atau gangguan gastrointestinal.
Perencanaan
·               Klien akan mengkonsumsi diet yang baik dan seimbang yang terdiri dari makanan dan sajian yang di uraikan dalam piramida makanan
·               Klien dengan defisiensi vitamin akan menerima penggantian vitamin
Intervensi Keperawatan
Penyuluhan Kepada Klien :
·               Nasihatkan klien untuk mempunyai diet yang baik dan seimbang yang mencakup jumlah dan jenis makanan yang direkomendasikan dalam piramida makanan. Suplemen vitamin tidak diperlukan jika orang tersebut sehat dan menerima nutrisi yang tepat dengan teratur.
·               Anjurkan klien untuk tidak memakai megavitamin dalam jangka waktu panjang kecuali jika diserapkan oleh dokter. Untuk menghentikan terapi megavitamin jangaka panjang, dianjurkan untuk melakukan penurunan masukan vitamin yang bertahap untuk menghindari defisiensi vitamin.
·               Beritahu klien bahwa vitamin yang hilang selama satu atau dua hari tidak perlu menimbulkan kekhawatiran karena defisiensi tidak terjadi dengan mendadak.
·               Nasehatkan klien untuk memeriksa tanggal kadaluwarsa pada kemasan vitamin sebelum membelinya. Potensi vitamin berkurang setelah lewat tanggal kadaluawarsa
·               Jelaskan kepada klien bahwa tidak terdapat bukti ilmiah bahwa vitamin C (asam askorbat) megadosis akan menyembuhkan flu.
·               Peringatkan klien untuk tidak memakai vitamin C mengadosis bersama-sama aspirin atau sulfonamide karena dapt terbentuk Kristal dalam ginjal dan urin.
·               Beritahu klien untuk menghindari pemakaian minyak mineral bersama-sama dengan vitamin A secara teratur karena itu akan menghambat absorpsi vitamin.
·               Beritahu klien untuk menghindari minum minuman yang mengandung alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat menyebabkan defisiensi vitamin B kompleks.
Evaluasi
·               Evaluasi efektivitas diet klien apakah mencakup jumlah dan jenis makanan yang tepat berdasarkan piramida makanan.
·               Tentukan apakah klien dengan malnutrisi menerima terapi vitamin yang tepat.



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Tubuh hanya memiliki cadangan energy siap pakai yang sederhana. Dalam hal kurang makan, energy diperoleh dari timbunan glikogen dalam hati, otot, dan lemak dalam jaringan lemak. Tujuan dukungan nutrisi adalah untuk menghentikan katabolisme dan untuk mengembalikan pasien pada keseimbangan nitrogen yang positif. Ini dapat dicapai dengan memberi kalori, nitrogen, cairan, elektrolit, vitamin dan elemen renik. Dari penatalaksanaan pasien dengan penyakit atau trauma berat kini makin dirasakan manfaat dukungan nutrisi itu terutama mengatasi fase awal penyakitnya. Jadi, nutrisi dan vitamin yang terdiri dari zat senyawa kompleks mempunyai fungsi dan kegunaannya masing – masing dalam membantu pengaturan dan proses – proses kegiatan tubuh.

B.     Saran
Adapun saran dari penulis untuk pembaca makalah ini adalah :
1.      Hendaknya makalah ini tidak hanya dijadikan bahan pajangan dalam perpustakaan atau kamar belajar.
2.     Hendaknya makalah ini dipergunakan sebagai bahan bacaan yang sangat berguna untuk menambah wawasan dalam ilmu farmakologi.
3.     Hendaknya makalah ini bisa dijadikan konsep dasar dalam pemberian asuhan keperawatan utamanya dalam pemberian agen nutrisi dan vitamin yang benar kepada pasien ketika terjun ke lapangan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian pengobatan lainnya.
4.         Penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna untuk lebih mendapatkan hasil yang maksimal, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA

1.      Tambayong, Jan.2001.Farmakologi untuk keperawatan.Jakarta : Widya Medika
2.      Kee, Joyce L. 1996. Farmakologi : pendekatan proses keperawatan. Jakarta : Widya Medika
3.      http://www.kesehatan123.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar