BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tumor
tulang merupakan kelainan pada system musculoskeletal yang bersifat
neoplastik.Tumor dalam arti yang sempit berarti benjolan, sedangkan setiap pertumbuhan
yang baru adalah abnormal disebut neoplasma.Tumor dapat bersifat jinak atau
ganas. Tumor ganas tulang dapat bersifat primer yang berasal dari unsur – unsur
tulang sendiri atau sekunder dari metastasis (infiltrasi) tumor – tumor ganas
organ lain kedalam tulang.
Tubuh anda terbentuk dari banyak struktur-struktur
kecil yang disebut sel-sel. Ada banyak tipe-tipe yang berbeda dari sel-sel yang
tumbuh untuk membentuk bagian-bagian yang berbeda dari tubuh anda.Selama
pertumbuhan dan perkembangan yang normal, sel-sel ini secara terus menerus
tumbuh, membelah, dan membuat sel-sel baru. Proses ini berlanjut di seluruh
kehidupan bahkan setelah anda tidak lagi tumbuh. Sel-sel berlanjut membelah dan
membuat sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel yang tua dan rusak.Pada seorang
yang sehat, tubuh mampu untuk mengontrol pertumbuhan dan pembelahan dari
sel-sel menurut keperluan-keperluan dari tubuh.Kanker adalah ketika kontrol
yang normal ini dari sel-sel hilang dan sel-sel mulai tumbuh dan membelah
diluar kontrol.Sel-sel juga menjadi abnormal dan telah merubah fungsi-fungsi
pada pasien-pasien dengan kanker.
Ada banyak tipe-tipe yang berbeda dari kanker.Kanker
biasanya dinamakan berdasarkan pada tipe dari sel yang dipengaruhi.Contohnya,
kanker paru disebabkan oleh sel-sel yang diluar kontrol yang membentuk
paru-paru, dan kanker payudara oleh sel-sel yang membentuk payudara.Suatu tumor
adalah suatu kumpulan (koleksi) dari sel-sel abnormal yang mengumpul
bersama.Bagaimanapun, tidak semua tumor-tumor adalah bersifat kanker.Suatu
tumor dapat jinak (tidak bersifat kanker) atau ganas (bersifat
kanker).Tumor-tumor jinak biasanya kurang berbahaya dan tidak mampu untuk
menyebar ke bagian-bagian lain tubuh.Tumor-tumor ganas biasanya lebih serius
dan dapat menyebar ke area-area lain dalam tubuh.
Kemampuan
sel-sel kanker untuk meninggalkan lokasi awal mereka dan bergerak ke lokasi
lain didalam tubuh disebut metastasis. Metastasis dapat terjadi dengan sel-sel
kanker memasuki aliran darah tubuh atau sistim getah bening (lymphatic system)
untuk berjalan ke tempat-tempat lain didalam tubuh.Ketika sel-sel kanker
bermetastasis ke bagian-bagian lain tubuh, mereka tetap dinamakan dengan tipe
asal dari sel yang abnormal. Contohnya, jika suatu kelompok dari sel-sel
payudara menjadi berpenyakit kanker dan bermetastasis ke tulang-tulang, ia
disebut kanker payudra yang bermetastasis. Banyak tipe-tipe berbeda dari kanker
mampu untuk bermetastasis ke tulang-tulang.Tipe-tipe kanker yang paling umum
yang menyebar ke tulang-tulang adalah paru, payudara, prostate, tiroid, dan
ginjal. Kebanyakan waktu, ketika orang-orang mempunyai kanker di tulang mereka,
ia disebabkan oleh kanker yang telah menyebar dari tempat lain didalam tubuh ke
tulang-tulang. Adalah lebih tidak umum untuk mempunyai suatu kanker tulang yang
asli, suatu kanker yang timbul dari sel-sel yang membentuk tulang. Adalah
penting untuk menentukan apakah kanker didalam tulang adalah dari tempat lain
atau dari suatu kanker dari sel-sel tulang. Perawatan-perawatan untuk
kanker-kanker yang telah bermetastasis ke tulang didasarkan pada tipe awal dari
kanker.
Dari
seluruh tumor tulang primer, 65,8 % bersifat jinak dan 34,2 % bersifat ganas.
Ini berarti dari setiap tiga tumor tulang terdapat satu yang bersifat ganas.
Perbandingan insidens tumor tulang pada pria dan wanita adalah sama. Tumor
jinak primer tulang yang paling sering ditemukan adalah osteoma (39,3 %),
osteokondroma (32,5 %), kondroma (9,8 %), dan sisanya adalah tumor tulang jinak
yang lain.
B. Tujuan penulisan
1. Untuk mendapatkan gambaran dan
pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kanker
tulang
2. Diharapkan mahasiswa mampu
memberikan gambaran asuhan keperawatan meliputi:
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien
dengan kanker tulang
b. Mampu merumuskan diagnosa
keperawatan pada klien dengan kanker tulang tulang
c. Mampu membuat rencana keparawatan
pada klien dengan kanker tulang
d. Mampumelaksanakan tindakan
keperawatan pada klien dengan kanker tulang
e. Mampu mengevaluasi pelaksanaan
asuhan keperawatan pada klien dengan kanker tulang
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
dasar medis
1. Definisi kanker
Tipe-tipe sel yang berbeda dari sel-sel yang tumbuh untuk membentuk
bagian-bagian yang berbeda dari tubuh anda. Selama pertumbuhan dan perkembangan
yang normal, sel-sel ini secara terus menerus tumbuh, membelah, dan membuat
sel-sel baru. Proses ini berlanjut di seluruh kehidupan bahkan setelah anda
tidak lagi tumbuh. Sel-sel berlanjut membelah dan membuat sel-sel baru untuk
menggantikan sel-sel yang tua dan rusak. Pada seorang yang sehat, tubuh mampu
untuk mengontrol pertumbuhan dan pembelahan dari sel-sel menurut
keperluan-keperluan dari tubuh. Kanker adalah ketika kontrol yang normal ini
dari sel-sel hilang dan sel-sel mulai tumbuh dan membelah diluar kontrol.Sel-sel
juga menjadi abnormal dan telah merubah fungsi-fungsi pada pasien-pasien dengan
kanker. Ada banyak tipe-tipe yang berbeda dari kanker.
Kanker biasanya dinamakan berdasarkan pada tipe dari sel yang
dipengaruhi. Contohnya, kanker paru disebabkan oleh sel-sel yang diluar kontrol
yang membentuk paru-paru, dan kanker payudara oleh sel-sel yang membentuk
payudara. Suatu tumor adalah suatu kumpulan (koleksi) dari sel-sel abnormal
yang mengumpul bersama. Bagaimanapun, tidak semua tumor-tumor adalah bersifat
kanker. Suatu tumor dapat jinak (tidak bersifat kanker) atau ganas (bersifat
kanker). Tumor-tumor jinak biasanya kurang berbahaya dan tidak mampu untuk
menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Tumor-tumor ganas biasanya lebih serius
dan dapat menyebar ke area-area lain dalam tubuh. Kemampuan sel-sel kanker
untuk meninggalkan lokasi awal mereka dan bergerak ke lokasi lain didalam tubuh
disebut metastasis.
2. Definisi kanker tulang
Kanker tulang adalah jenis kanker yang bisa terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, meskipun
kecenderungannya lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Kanker tulang dikelompokkan berdasarkan
pada sumber kankernya, dikatakan primer jika sumber asalnya dari tulang itu
sendiri dan dikatakan sekunder jika kanker yang terjadi merupakan hasil
penyebaran dari kanker lain ke tulang. Kanker tulang sekunder bisa saja bersumber dari sel kanker
payudara atau sel
kanker lain yang menyebar ke tulang, jenis ini lebih umum dibanding kanker
tulang primer. Sehingga pada kenyataannya kanker tulang primer relatif lebih
jarang terjadi. Pada bahasan kali ini kita akan lebih memfokuskan pada kanker
tulang primer.
Angka
harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum terjadi
penyebaran ke paru-paru.Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun
setelah penyakitnya terdiagnosis.
Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang dalam
keadaan sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak
segera ditangani maka tumor dapat menyebar ke organ lain, sementara
penyembuhannya sangat menyakitkan karena terkadang memerlukan pembedahan
radikal diikuti kemotherapy.
3.
Etiologi
Meskipun tidak diketahui penyebab yang pasti tentang
terjadinya kanker tulang, para
peneliti menemukan bahwa faktor genetik dapat meningkatkan resiko kanker
tulang. Contoh faktor genetika yang dapat meningkatkan resiko kanker tulang
adalah:
·
Multiple
exostoses
·
Rothmund-Thomson
sindrom
·
retinoblastoma
genetik
·
Li-Fraumeni
sindrom
Orang dewasa yang mengalami penyakit Paget’s memiliki resiko
tinggi bagi berkembangnya kanker tulang.
Pengobatan radiasi yang pernah dilakukan sebelumnya bisa
berhubungan dengan kanker tulang. Korelasi ini paling kuat jika terapi
radiasi yang
diberikan saat semasa kecil. Namun bukan berarti terapi
radiasi yang
digunakan pada pengobatan kanker menjadi sesuatu yang berbahaya atau tidak
aman. Bagi orang yang mengidap kanker, manfaat terapi radiasi lebih besar
dibanding resiko yang muncul. Resiko ini tidak termasuk dalam paparan radiasi
yang terus-menerus dengan sinar-x.
4.
Tipe-tipe
Kanker Tulang
Ada banyak
tipe-tipe yang berbeda dari kanker tulang. Tumor-tumor tulang yang paling umum
termasuk osteosarcoma, Ewing’s sarcoma, chondrosarcoma, malignant fibrous
histiocytoma, fibrosarcoma, dan chordoma.
1) Osteosarcoma
adalah kanker tulang ganas utama yang paling umum. Ia paling umum mempengaruhi
laki-laki yang berumur antara 10 dan 25 tahun, namun dapat lebih kurang umum
mempengaruhi dewasa-dewasa yang lebih tua. Ia seringkali terjadi di
tulang-tulang yang panjang dari lengan-lengan dan kaki-kaki pada area-area dari
pertumbuhan yang cepat sekitar lutut-lutut dan bahu-bahu (pundak) dari anak-anak.
Tipe kanker ini seringkali adalah sangat agresif dengan risiko penyebaran ke
paru-paru. Angka kelangsungan hidup dari lima tahun adalah kira-kira 65%.
2) Ewing’s
sarcoma adalah tumor tulang yang paling agresif dan mempengaruhi orang-orang
yang lebih muda yang berumur antara 4-15 tahun. Ia adalah lebih umum pada
laki-laki dan adalah sangat jarang pada orang-orang yang berumur lebih dari 30
tahun. Ia paling umum terjadi pada pertegahan dari tulang-tulang panjang dari
lengan-lengan dan kaki-kaki. Angka kelangsungan hidup tiga tahun adalah
kira-kira 65%, namun angka ini adalah jauh lebih rendah apabila telah menyebar
ke paru-paru atau jaringan-jaringan lain dari tubuh.
3) Chondrosarcoma
adalah tumor tulang yang paling umum kedua dan bertanggung jawab pada kira-kira
25% dari semua tumor-tumor tulang yang ganas. Tumor-tumor ini timbul dari
sel-sel tulang rawan (cartilage cells) dan dapat tumbuh dengan sangat agresif
atau relatif perlahan. Tidak seperti banyak tumor-tumor tulang lain,
chondrosarcoma adalah paling umum pada orang-orang berumur diatas 40 tahun. Ia
adalah sedikit lebih umum pada laki-laki dan dapat secara potensial menyebar ke
paru-paru dan simpul-simpul getah bening. Chondrosracoma paling umum
mempengaruhi tulang-tulang dari pelvis dan pinggul-pinggul. Kelangsungan hidup
lima tahun untuk bentuk yang agresif adalah kira-kira 30%, namun angka
kelangsungan hidup untuk tumor-tumor yang tumbuhnya perlahan adalah 90%.
4) Malignant
fibrous histiocytoma (MFH) mempengaruhi jaringan-jaringan lunak temasuk
otot-otot, ligamen-ligamen, tendon-tendon, dan lemak. Ia adalah keganasan
jaringan lunak yang paling umum pada kehidupan kemudian dari dewasa, biasanya
terjadi pada orang-orang berumur 50-60 tahun. Ia paling umum mempengaruhi
anggota-anggota tubuh (kaki dan tangan) dan adalah kira-kira dua kali lebih
umum pada laki-laki daripada wanita-wanita. MFH juga mempunyai suatu batasan
yang lebar dari keparahan. Angka kelangsungan hidup keseluruhan adalah
kira-kira 35%-60%.
5) Fibrosarcoma
adalah jauh lebih jarang daripada tumor-tumor tulang lainnya. Ia adalah paling
umum pada orang-orang yang berumur 35-55 tahun. Ia paling umum mempengaruhi
jaringan-jaringan lunak dari kaki dibelakang lutut. Ia adalah sedikit lebih
umum pada laki-laki daripada wanita-wanita.
6) Chordoma
adalah suatu tumor yang sangat jarang dengan suatu kelangsungan hidup rata-rata
dari kira-kira enam tahun setelah diagnosis. Ia terjadi pada dewasa-dewasa yang
berumur diatas 30 tahun dan kira-kira dua kali lebih umum pada laki-laki
daripada wanita-wanita. Ia paling umum mempengaruhi kolom tulang belakang
(spinal column) ujung bawah atau ujung atas.
Sebagai tambahan pada kanker tulang, ada beragam tipe-tipe dari
tumor-tumor tulang yang jinak.Ini termasuk osteoid osteoma, osteoblastoma,
osteochondroma, enchondroma, chondromyxoid fibroma, dan giant cell tumor (yang
mempunyai potensi untuk menjadi ganas).Seperti dengan tipe-tipe lain dari
tumor-tumor jinak, ini tidak bersifat kanker.
Ada dua tipe lain dari kanker yang relatif umum yang berkembang didalam
tulang-tulang: lymphoma dan multiple myeloma. Lymphoma, suatu kanker yang
timbul dari sel-sel sistim imun, biasanya mulai di simpul-simpul getah bening
namun dapat mulai di tulang. Multiple myeloma mulai di tulang-tulang, namun ia
biasanya tidak dipertimbangkan sebagai suatu tumor tulang karena ia adalah
suatu tumor dari sel-sel sumsum tulang dan bukan dari sel-sel tulang.
5.
Patofisiologi
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal.. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal.. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.
Adanya
tumor tulang
Jaringan
lunak di invasi oleh tumor
Osteolitik
(destruksi tulang) Osteoblastik (pembentukan tulang)
destruksi tulang
local. Periosteum
tulang yang baru dapat tertimbun dekat tempat lesi
Pertumbuhan tulang yang abortif
( sumber :
Price.1998: 1213 )
6.
Manifestasi Klinis
1.
Nyeri dan/ atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya
menjadi semakin parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas
penyakit)
2. Fraktur
patologik
3.
Gambar.
Lutut kiri mengalami osteosarkoma
|
(Gale, 1999).
4. Teraba
massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya pelebaran
vena
5. Gejala-gejala
penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan menurun dan
malaise. (Smeltzer., 2001)
Gejala yang muncul bisa bervariasi tergantung pada jenis
kanker tulangnya, namun yang paling umum adalah nyeri.Kanker tulang lebih umum
terjadi pada tulang yang bentuknya panjang (lengan dan kaki), sehingga
tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang paling sering merasakan
nyeri.Tidak semua tumor tulang bersifat kanker, melainkan ada juga yang
jinak.Nyeri tulang umumnya menunjukkan bahwa tumor tersebut adalah jinak.
Beberapa gejala kanker tulang antara lain:
·
persendian
yang bengkak dan inflamasi
·
patah
tulang yang disebabkan karena tulang yang rapuh
Gejala yang tidak spesifik seperti demam, menurunnya berat
badan, kelelahan yang hebat, dan anemia juga bisa menjadi gejala
kanker tulang,
tapi bisa juga merupakan indikator penyakit lain.
7.
Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis
didasarkan pada riwayat, pemeriksaan fisik, dan penunjang diagnosis seperti CT,
mielogram, asteriografi, MRI, biopsi, dan pemeriksaan biokimia darah dan
urine.Pemeriksaan foto toraks dilakukan sebagai prosedur rutin serta untuk
follow-up adanya stasis pada paru-paru.Fosfatase alkali biasanya meningkat pada
sarkoma osteogenik.Hiperkalsemia terjadi pada kanker tulang metastasis dari
payudara, paru, dan ginjal.Gejala hiperkalsemia meliputi kelemahan otot,
keletihan, anoreksia, mual, muntah, poliuria, kejang dan koma.Hiperkalsemia
harus diidentifikasi dan ditangani segera.Biopsi bedah dilakukan untuk
identifikasi histologik. Biopsi harus dilakukan untuk mencegah terjadinya
penyebaran dan kekambuhan yang terjadi setelah eksesi tumor., (Rasjad, 2003).
Gambar.Hasil MRI Gambar.
Penampang melintang
(pada osteisarkoma) (pada
osteisarkoma)
8.
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan
tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat didiagnosis.Tujuan
penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan tumor, pencegahan amputasi
jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara maksimal dari anggota tubuh
atau ekstremitas yang sakit.Penatalaksanaan meliputi pembedahan, kemoterapi,
radioterapi, atau terapi kombinasi.
Osteosarkoma
biasanya ditangani dengan pembedahan dan / atau radiasi dan kemoterapi.
Protokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi adriamycin (doksorubisin)
cytoksan dosis tinggi (siklofosfamid) atau metrotexate dosis tinggi (MTX)
dengan leukovorin. Agen ini mungkin digunakan secara tersendiri atau dalam
kombinasi.
Bila
terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan pemberian cairan
normal intravena, diurelika, mobilisasi dan obat-obatan seperti fosfat,
mitramisin, kalsitonin atau kortikosteroid, (Gale, 1999).
2. Tindakan
keperawatan
a. Manajemen
nyeri
Teknik manajemen nyeri
secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan bimbingan
imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).
b. Mengajarkan
mekanisme koping yang efektif
Motivasi klien dan
keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan dukungan secara moril
serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli psikologi atau rohaniawan.
c. Memberikan
nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu
makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping kemoterapi dan radiasi,
sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat.Antiemetika dan teknik relaksasi
dapat mengurangi reaksi gastrointestinal.Pemberian nutrisi parenteral dapat
dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
d. Pendidikan
kesehatan
Pasien dan keluarga
diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan terjadinya komplikasi,
program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.(Smeltzer. 2001)
9.
Prognosa
Prognosa jelek, hanya kira-kira seperlima atau kurang dari
10 persen yang kasus yang mempunyai harapan hidup/bertahan sampai/lebih dari 5
tahun.
B.
Konsep
Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
1.
Data Biografi: Data biografi
biasanya mencakup nama, umur, alamat, pekerjaan, No. MR, agama dan lain-lain
yang dianggap perlu.
2. Riwayat
Kesehatan
a) Keluhan
Utama
Jika klien mengalami manifestasi klinis tumor
benigna, nyeri adalah keluhan yang umum.Nyeri dapat mempunyai rentang dari
ringan sampai moderat, seperti yang terlihat pada kondroma, atau nyeri tak
terputus yang kuat pada osteoma osteoid.Nyeri dapat disebabkan oleh invasi
tumor langsung pada jaringan lunak, menekan saraf perifer, atau disebakan
karena fraktur patologik.
Sebagai tambahan untuk
mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan sifat nyeri klien, perawat
mengobservsi dan mempalpasi area yang diduga terkena.Bila tumor menyerang
ekstremitas bawah atau tulang-tulang kecil pada tangan dan kaki, pembengkakan
lokal dapat dideteksi sebagai pembesaran neoplasma.Pada beberapa kasus, atropi
otot atau spasmus otot dapat terjadi.Perawat mempalpasi tulang dan otot untuk
mendeteksi perubahan dan mengurangi nyeri.
Untuk tumor tulang
ganas, data dikumpulkan serupa dengan riwayat pada tumor tulang benigna.Sebagai
tambahan perawat menanyakan apakah dia mempunyai riwayat terapi radasi untuk
pengobartan kanker.
3. Pengkajian
Psikososial.
Seringkali
klien dengan tumor maligna adalah dewasa muda yang produktif secara
sosial.Klien membutuhkan sistem dukungan untuk membantunya mengatasi kondisi
ini.Keluarga, orang-orang terdekat, serta profesi kesehatan merupakan komponen
utama dalam sistem dukungan.
Klien
seringkali mengalami kehilangan kontrol selama kehidupannya ketika diagnosis
keganasan ditentukan. Sebagai akibatnya mereka menjadi cemas dan takut akan
hasil penyakit mereka. Koping terhadapnya meupakan tantangan berat. Klien mengalami
proses berduka, awalnya mereka menolak. Perawat perlu mengkaji tingkat kecemsan
dan mengkaji tingkat proses berduka yang dialami klien. Perawat juga
mengidentifikasi perilaku maladaptif, yang mengindikasikan mekanisme koping
inefektif.
4. Pemeriksaan
diagnostik.
Radiografi
rutin dan tomografi konvensional sangat bermanfaatdalam melokalisasi dan
memvisualisasi neoplasma. Tumor benigna dikarakterisasi oleh: batas jelas,
korteks intak, dan tulang yang halus, dengan periosteal tulang yang seragam.
Computed Tomografi (CT) kurang berguna, kecuali dalam area anatomik yang
kompleks seperti pada kolumna vertebralis dan sakrum.Uji ini sangat membantu
dalam mengevaluasi penyebaran ke jaringan lunak.
Ketika
diagnosis tumor benigna meragukan,.Biopsi jarum/biopsi terbuka perlu
dilakukan.Metoda pembedahan terbuka dilakukan untuk mendapatkan jumlah jaringan
yang mencukupi.Pindai tulang tidak spesifik dalam membedakan tumor tulang
benigna dan maligna, tapi memungkinkan visualsisasi yang lebih baik pada
penyebarn lesi dibandingkan dengan kebanyakan pemeriksaan radiografik.MRI
mungkin membantu dalam melihat masalah pada kolumna spinalis.
Pada
tumor maligna semua prosedur diatas juga dapat digunakan.Meskipun setiap tipe
tumor mempunyai karakteristik pola radigrafik, temuan tertentu tampak serupa
pada semua tumor maligna.Tumor maligna pada umumnya mempunyai tampilan berbatas
tidak jelas, perusakan tulang, periosteal irregular pada tulang baru dan
penembusan kortikal.
Lesi
metastatik mungkin meningkat atau menurunkan densitas tulang, tergantung pada
jumlah aktivitas osteoblastik.CT juga berguna dalam menentukan perluasan
kerusakan jaringan lunak.Pengkajian laboratotik.Klien dengan tumor maligna
umumnya menunjukkan peningkatan serum alkalin fosfatase (ALP), mengindikasikan
tubuh sedang berusaha untuk membentuk tulang baru dengan meningkatkan aktivitas
osteoblastik.
Klien
dengan sarkoma Ewing atau lesi tulang metastatik sering menampakkan anemia
normositik.Sebagai tambahan lekositosis umum pada sarkoma Ewing.Pada beberapa
klien dengan metastatis tulang dari payudara, ginjal dan paru, kadar kalsium
serum meningkat. Destruksi tulang massif menstimulasi peleapsan mineral ke
aliran darah.Klien dengan sarkoma Ewing dan metastasis tulang sering mengalami
peningkatan laju edap darah (ESD/LED), mungkin berkontribusi ada inflamsi
jairngan sekunder.
Pengkajian
Diagnostik Lainnya.
a. Biopsi
tulang. Biopsi tulang dapat dilakuan untuk menentukan tipe tumor tulang. Biopsi
jarum bisanya dilakukan ketika diduga ada metasatis. Metoda terbuka melalu
insisi bedah lebih disukai pada lesi perimer. Ahli bedah berusaha untuk membuat
inisi sekecil mungkin. Carut biopsi dibuang selama pembedahan kanker tulang
untuk mengeliminasi sebaran tunas kanker. Setelah biopsy, kanker dikelompokkan
berdasarkan derajat tumor. Metoda yang populer adalah sistem TNM, yang
digunaakn untuk menentukan ukuran tumor, keterlibatan nodus, dan adanya
metastasis.
b. Pindai
tulang. Pindai tulang sangat membantu dalam menentukan tipe tumor dan juga
memungkinkan visualisasi sebaran kanker. Pindai hampir selau dilakukan bila
diduga ada metastatis.
2.
DiagnosaKeperawatan
1. Nyeri (akut/ kronis) berhubungan
dengan ketidakmampuan fisik psikososial kronis (kanker metastasis)
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman
perubahan dalam fungsi peran
3.
Gangguan
citra tubuh berhubungan dengan penanganan (efek kemoterapi, radiasi, pembedahan)
4.
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhanmetabolic dari tumor
5.
Harga
diri rendah berhubungan dengan penyakit kronis
3.
Intervensi
Diagnosa
1:Nyeri
(akut/kronis) berhubungan dengan ketidakmampuan fisik-psikososial knonis
(kanker metastasis)
Tujuan:
Tingkat nyeri berkurang / terkontrol
Kriteria
Hasil (NOC):
1. Menunjukan
teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan
2. Menyatakan
secara verbal pengetahuan tentang cara alternative untuk mengurangi nyeri
3. Melaporkan
kesejahteraan fisik dan psikologis
4. Mengenali
factor-faktor yang meningkatkan dan melakukan tindakan pencegahan nyeri
5. Menggunakan
alat pengurang nyeri analgesic dan nonanalgesik secara tepat
Intervensi
(NIC):
Mandiri:
1. Minta
pasien untuk menilai nyeri ( 0 -10)
2. Kajidan
dokumentasikan efek-efek penggunaan
pengobatan jangka panjang
3. Pantau
kepuasan paseian dengan penatalaksanaan nyeri pada interval yang spesifik
4. Tentukan
dampak pengalaman nyeri pada kualitas hidup
Edukasi:
1. Berikan
informasi tentang nyeri (penyebab, berapa lama,dan antisipasi nya)
2. Ajarkan
teknik nonfarmakologi(relaksasi,imajinasi,terapi
music,distraksi,masase,acupressure)
Kolaboratif:
1. Pertimbangkan
rujukan untuk pasien, keluarga, dan orang yang penting bagi pasien pada
kelompok pendukung atau sumber-sumber
lain, bila memmungkinkan
Diagnosa 2:
Ansietes berhubungan dengan ancaman kematian
Tujuan:
Ansietas berkurang
Kriteria
Hasil (NOC):
1. Melaporkan
tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik.
2. Pasien
akan meneruskan aktifitas yang dibutuhkan meskipun ada kecemasan
3. Pasien
akan mengidentifikasi gejala yang merupakan indicator ansietas pasien sendiri
Intervensi
(NIC) :
Mandiri.
1. Pantau
tanda dan gejala ansietas (misalnya, tanda vital, nafsu makan, pola tidur, dan
tingkat konsentrasi)
2. Kaji
dukungan yang disediakan oleh orang yang penting bagi pasien.
3. Pantau
ekspresi tidak ada harapan atau tidak berdaya (misalnya, “Aku tidak dapat”)
4. Tentukan
sumber ansietas (misalnya, nyeri, malfungsi tubuh, penghinaan, pengabaian,
kegagalan, akibat negatif dari survivor).
Edukasi
1. Berikan
informasi tentang penyakit dan prognosis pasien
2. Berikan
kejujuran dan jawaban langsung terrhadap pertanyaan pasien tentang proses
menjelang kematian.
Kolaboratif
1. Rujuk
ke perawatan rumah atau perawatan hospice, sesuai dengan kebutuhan.
2. Atur
askes ke pendeta atau penasihat spiritual sesuai dengan yang diinginkan pasien.
3. Hubungkan
pasien dengan keluarga dengan kelompok pendukung yang sesuai.
4. Berikan
pengobatan untuk mengurangi ansietas sesuai dengan kebutuhan
Diagnosa
3:
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek kemoterapi, radiasi, pembedahan,
Tujuan
: Gangguan citra tubuh berkurang, yang ditunjukkkan dengan citra tubuh yang
positif
Kriteria
Hasil (NOC):
1. Mengindentifikasi
kekuatan personal
2. Pengakuan
terhadap dampak dari situasi pada hubungan antara keberadaan personal dan gaya
hidup
3. Pengakuan
terhadap perubahan actual pada penampilan tubuh
4. Menggambarkan
perubahan actual pada fungsi tubuh
5. Mengungkapkan
keinginan untuk menggunakan sumber yang disarankan setelah keluar dari rumah
sakit
6. Memelihara
hubungan social yang dekat dan hubungan personal
Intervensi
(NIC):
Mandiri:
1. Kaji
dan dokumentasikan respons verbal dan non verbal pasien tentang tubuh pasien
2. Dengarkan
pasien/keluarga secara aktif dan akui realitas adanya perhatian terhadap
perawatan,kemajuan dan prognosis
3. Beri
dorongan pada pasien/keluarga untuk mengungkapkan perasaan dan untuk berduka
4. Bantu
pasien/keluarga untuk mengidentifikasi mekanisme koping dan kekuatan personal
dan pengakuan keterbatasan
5. Berikan
perawatan dengan cara yang tidak menghakimi,pelihara privasi dan martabat
pasien
Edukasi:
1. Ajarkan
orang tua tentang penting nya respons mereka terhadap perubahan tubuh anak dan
penyesuaian di kemudian hari,sesuai dengan kebutuhan
Kolaboratif:
1. Rujuk
kepada layanan social untuk merencanakan perawatan dengan pasien/keluaraga
2. Tawarkan
untuk melakukan panggilan pada sumber-sumber komunitas yang tersedia untuk
pasien/keluarga.
Diagnosa 4: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kebutuhan metabolic tinggi
Tujuan:
menunjukkan status gizi yang adekuat
Kriteria
hasil (NOC):
Mempertahankan
berat badan/pertambahan
1. Menjelaskan
komponen keadekuatan diet bergizi
2. Menyatakan
kengininan untuk mengikuti diet
3. Toleransi
terhadap diet yang dianjurkan
4. Mempertahankan
masa tubuh dan berat badan dalam batas normal
5. Nilai
labolatorium(missal nya, transferrin,albumin,dan elektrolit) dalam batas normal
6. Melaporkan
keadekuatan tingkat energi
Intervensi
(NIC):
Mandiri:
1. Tentukan
motivasi pasien untuk mengubah kebiasan makan
2. Pantau
nilai labolatorium,khusus nya transferrin,albumin,dan elektrolit
Edukasi:
1. Ajarkan
metode untuk perencanaan makan
2. Ajarkan
pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal
3. Berikan
informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya
Kolaboratif:
1. Diskusikan
dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein untuk pasien dengan
ketidakadekuatan asupan protein atau kehilangan protein (missal,pasien dengan
anoreksia nervosa atau penyakit glomerular/dialysis peritoneal)
2. Diskusikan
dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan,makanan pelengkap,pemberian
makanan melalui selang,atau nutrisi parenteral,total agar asupan kalori yang
adekuat dapat dipertahankan
3. Rujuk
ke dokter untuk menentukan penyebab perubahan nutrisi
4. Rujuk
ke program gizi di komunitas yang tepat,jika pasien tidak dapat membeli atau menyiapkan
makanan yang adekuat
Diagnosa 5:
Harga diri rendah berhubungan dengan penyakit kronis
Tujuan:
mengungkapkan penerimaan diri secara verbal
Kriteria
Hasil (NOC):
1. Mengerti
akan kekuatan diri
2. Mengungkapkan
kenginan untuk mendapatkan konseling
3. Berpartisipasi
dalam pembuatan keputusan tentang perencanaan perawatan
4. Melakukan
perilaku yang dapat meningkatkan rasa percaya diri
Intervensi
(NIC):
Mandiri:
1. Pantau
pernyataan pasien tentang penghargaan diri
2. Tentukan
rasa percaya diri pasien dalam penilaian diri
3. Pantau
frekuensi pengungkapan diri yang negative
Edukasi:
1. Berikan
informasi tentang pentingnya konseling dan
ketersedian sumber-sumber di
komunitas
2. Ajarkan
keterampilan untuk bersikap positif melalui bermain peran,contoh peran,diskusi
dan sebagai nya
Kolaboratif:
1. Temukan
bantuan sumber-sumber dari rumah sakit
(misalnya, pekerja sosial,spesialis psikiatrik klinis, dan pelayanan agama) jika
diperlukan
4.
Implementasi
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan
dimana rencana perawatan dilaksanakan; melaksanakan intervensi / aktifitas yang
telah ditentukan. Implementasi merupakan lndasan interaksi antara pasien dengan
perawat dalam rencana keperawatan.Fokus utama dalam implementasi adalah
tindakan secara individu, yaitu pelayanan perawatan dengan pendekatan.
Garis besar dari implementasi yang didiskusikan:
a. Melaksanakan
tindakan yang konsisten dengan rencana yang sudah ditentukan.
b. Keterampilan
interpersonal, intelektual dan tekhnikkal dilaksanakan dengan cermat dan
efisien dalam suatu lingkungan yang telah dipersiapkan.
c. Perlindungan
keamanan fisik dan psikologis pasien.
5.
Evaluasi
Sebagai
tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi yang ditulis dalam catatan
perkembangan yang berfungsi untuk mendemonstrasikan keadaan klien, baik berupa
kemajuan maupun kemundurannya dilihat dari masalah yang ada.
1. Nyeri
a. Pasien
mampu mengontrol nyeri
b. Melakukan
teknik manajemen nyeri,
c. Patuh
dalam pemakaian obat yang diresepkan
d. Tidak
mengalami nyeri atau mengalami pengurangan nyeri saat istirahat, selama
menjalankan aktifitas hidup sehari-hari
2. Memperlihatkan
pola penyelesaian masalah yang efektif.
a. Mengemukakan
perasaanya dengan kata-kata
b. Mengidentifikasi
kemampuan yang dimiliki pasien
c. Keluarga
mampu membuat keputusan tentang pengobatan pasien
3. Memperlihatkan
konsep diri yang positif
a. Memperlihatkan
kepercayaan diri pada kemampuan yang dimiliki pasien
b. Memperlihatkan
penerimaan perubahan citra diri
4. Masukan
nutrisi yang adekuat
a. Mengalami
peningkatan berat badan
b. Menghabiskan
makanan satu porsi setiap makan
c. Tidak
ada tanda – tanda kekurangan nutrisi
5. Mengungkapkan penerimaan diri secara
verbal:
a. Memperlihatkan konsep diri yang
positif
b. Memperlihatkan kepercayaan diri pada
kemampuan yang dimiliki pasien
c. Memperlihatkan penerimaan perubahan
citra diri
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Akhir
kata penulis menyimpulkan bahwa tumor tulang merupakan penyakit yang
pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif dimana sel-selnya tidak pernah
menjadi dewasa.dan juga dengan Osteomilitis infeksi tulang yang penyebab
terseringnya adalah : staphylococcus aureus, dan tulang yang sering terkena
adalah tulang panjang dan tersering femur, tibia, humerus, radius, ulna dan
fibula. Bagian tulang yang yang terkena adalah metafisis. Dari definisi yang
telah disimpulkan di atas kelompok menyimpulkan osteomilitis dapat menyebabkan
tumor tulang dimana karena adanya infeksi akibat etiology baik bakteri maupun
fraktur yang tak tertangani menyebabkan sel-sel tumor berkembang biak di tulang
yang terkena.
B. Saran
Semoga
tulisan yang telah dibuat oleh kelompok dapat bermanfaat bagi mahasiswa calon
perawat sehingga dapat mencegah dan mengobati tumor tulang dengan
penatalaksanaan yang tepat dan benar. Namun mahasiswa tidak hanya terpaku dalam
makalah ini melainkan mencari referensi lain untuk menambah wawasan baru.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marylin E,
et. al. (2000).Penerapan proses keperawatan dan diagnosa keperawatan.
Jakarta. EGC.
Otto, Shirley E.2003.Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.Jakarta
:EGC.
Sjamjuhidayat &Wim de Jong.
2005. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi.Makasar
: BintangLamimpatue.
Ramali
& Pamoentjak. (1999). Kamus kedokteran Ed. revisi Penerbit : Buku
Kedokteran. EGC
Muttaqin,
Arif. Ns. S.kep, 2000. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Klien gangguan
system muskuluskeletal. Jakarta:EGC
thaks min sangat membantu benget dalam saya ngerjain tugas kuliah ini.
BalasHapussaya mau izin sharing materi keperawatan, semoga bermanfaat bagi semuanya.
perawat indonesia
UKOM perawat
Askep
sangat bagus dan lugas
BalasHapus