Selasa, 15 Desember 2015

ASKEP CA TULANG

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tumor tulang merupakan kelainan pada system musculoskeletal yang bersifat neoplastik.Tumor dalam arti yang sempit berarti benjolan, sedangkan setiap pertumbuhan yang baru adalah abnormal disebut neoplasma.Tumor dapat bersifat jinak atau ganas. Tumor ganas tulang dapat bersifat primer yang berasal dari unsur – unsur tulang sendiri atau sekunder dari metastasis (infiltrasi) tumor – tumor ganas organ lain kedalam tulang.
Tubuh anda terbentuk dari banyak struktur-struktur kecil yang disebut sel-sel. Ada banyak tipe-tipe yang berbeda dari sel-sel yang tumbuh untuk membentuk bagian-bagian yang berbeda dari tubuh anda.Selama pertumbuhan dan perkembangan yang normal, sel-sel ini secara terus menerus tumbuh, membelah, dan membuat sel-sel baru. Proses ini berlanjut di seluruh kehidupan bahkan setelah anda tidak lagi tumbuh. Sel-sel berlanjut membelah dan membuat sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel yang tua dan rusak.Pada seorang yang sehat, tubuh mampu untuk mengontrol pertumbuhan dan pembelahan dari sel-sel menurut keperluan-keperluan dari tubuh.Kanker adalah ketika kontrol yang normal ini dari sel-sel hilang dan sel-sel mulai tumbuh dan membelah diluar kontrol.Sel-sel juga menjadi abnormal dan telah merubah fungsi-fungsi pada pasien-pasien dengan kanker.
Ada banyak tipe-tipe yang berbeda dari kanker.Kanker biasanya dinamakan berdasarkan pada tipe dari sel yang dipengaruhi.Contohnya, kanker paru disebabkan oleh sel-sel yang diluar kontrol yang membentuk paru-paru, dan kanker payudara oleh sel-sel yang membentuk payudara.Suatu tumor adalah suatu kumpulan (koleksi) dari sel-sel abnormal yang mengumpul bersama.Bagaimanapun, tidak semua tumor-tumor adalah bersifat kanker.Suatu tumor dapat jinak (tidak bersifat kanker) atau ganas (bersifat kanker).Tumor-tumor jinak biasanya kurang berbahaya dan tidak mampu untuk menyebar ke bagian-bagian lain tubuh.Tumor-tumor ganas biasanya lebih serius dan dapat menyebar ke area-area lain dalam tubuh.
 Kemampuan sel-sel kanker untuk meninggalkan lokasi awal mereka dan bergerak ke lokasi lain didalam tubuh disebut metastasis. Metastasis dapat terjadi dengan sel-sel kanker memasuki aliran darah tubuh atau sistim getah bening (lymphatic system) untuk berjalan ke tempat-tempat lain didalam tubuh.Ketika sel-sel kanker bermetastasis ke bagian-bagian lain tubuh, mereka tetap dinamakan dengan tipe asal dari sel yang abnormal. Contohnya, jika suatu kelompok dari sel-sel payudara menjadi berpenyakit kanker dan bermetastasis ke tulang-tulang, ia disebut kanker payudra yang bermetastasis. Banyak tipe-tipe berbeda dari kanker mampu untuk bermetastasis ke tulang-tulang.Tipe-tipe kanker yang paling umum yang menyebar ke tulang-tulang adalah paru, payudara, prostate, tiroid, dan ginjal. Kebanyakan waktu, ketika orang-orang mempunyai kanker di tulang mereka, ia disebabkan oleh kanker yang telah menyebar dari tempat lain didalam tubuh ke tulang-tulang. Adalah lebih tidak umum untuk mempunyai suatu kanker tulang yang asli, suatu kanker yang timbul dari sel-sel yang membentuk tulang. Adalah penting untuk menentukan apakah kanker didalam tulang adalah dari tempat lain atau dari suatu kanker dari sel-sel tulang. Perawatan-perawatan untuk kanker-kanker yang telah bermetastasis ke tulang didasarkan pada tipe awal dari kanker.
Dari seluruh tumor tulang primer, 65,8 % bersifat jinak dan 34,2 % bersifat ganas. Ini berarti dari setiap tiga tumor tulang terdapat satu yang bersifat ganas. Perbandingan insidens tumor tulang pada pria dan wanita adalah sama. Tumor jinak primer tulang yang paling sering ditemukan adalah osteoma (39,3 %), osteokondroma (32,5 %), kondroma (9,8 %), dan sisanya adalah tumor tulang jinak yang lain.

B.     Tujuan penulisan
1.      Untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kanker tulang
2.      Diharapkan mahasiswa mampu memberikan gambaran asuhan keperawatan meliputi:
a.       Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan kanker tulang
b.      Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan kanker tulang tulang
c.       Mampu membuat rencana keparawatan pada klien dengan kanker tulang
d.      Mampumelaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan kanker tulang
e.       Mampu mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker tulang



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsep dasar medis
1.      Definisi kanker
Tipe-tipe sel yang berbeda dari sel-sel yang tumbuh untuk membentuk bagian-bagian yang berbeda dari tubuh anda. Selama pertumbuhan dan perkembangan yang normal, sel-sel ini secara terus menerus tumbuh, membelah, dan membuat sel-sel baru. Proses ini berlanjut di seluruh kehidupan bahkan setelah anda tidak lagi tumbuh. Sel-sel berlanjut membelah dan membuat sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel yang tua dan rusak. Pada seorang yang sehat, tubuh mampu untuk mengontrol pertumbuhan dan pembelahan dari sel-sel menurut keperluan-keperluan dari tubuh. Kanker adalah ketika kontrol yang normal ini dari sel-sel hilang dan sel-sel mulai tumbuh dan membelah diluar kontrol.Sel-sel juga menjadi abnormal dan telah merubah fungsi-fungsi pada pasien-pasien dengan kanker. Ada banyak tipe-tipe yang berbeda dari kanker.
Kanker biasanya dinamakan berdasarkan pada tipe dari sel yang dipengaruhi. Contohnya, kanker paru disebabkan oleh sel-sel yang diluar kontrol yang membentuk paru-paru, dan kanker payudara oleh sel-sel yang membentuk payudara. Suatu tumor adalah suatu kumpulan (koleksi) dari sel-sel abnormal yang mengumpul bersama. Bagaimanapun, tidak semua tumor-tumor adalah bersifat kanker. Suatu tumor dapat jinak (tidak bersifat kanker) atau ganas (bersifat kanker). Tumor-tumor jinak biasanya kurang berbahaya dan tidak mampu untuk menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Tumor-tumor ganas biasanya lebih serius dan dapat menyebar ke area-area lain dalam tubuh. Kemampuan sel-sel kanker untuk meninggalkan lokasi awal mereka dan bergerak ke lokasi lain didalam tubuh disebut metastasis.
2.      Definisi kanker tulang
Kanker tulang adalah jenis kanker yang bisa terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, meskipun kecenderungannya lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja.  Kanker tulang dikelompokkan berdasarkan pada sumber kankernya, dikatakan primer jika sumber asalnya dari tulang itu sendiri dan dikatakan sekunder jika kanker yang terjadi merupakan hasil penyebaran dari kanker lain ke tulang. Kanker tulang sekunder bisa saja bersumber dari sel kanker payudara atau sel kanker lain yang menyebar ke tulang, jenis ini lebih umum dibanding kanker tulang primer. Sehingga pada kenyataannya kanker tulang primer relatif lebih jarang terjadi. Pada bahasan kali ini kita akan lebih memfokuskan pada kanker tulang primer.
Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum terjadi penyebaran ke paru-paru.Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.
Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang dalam keadaan sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani maka tumor dapat menyebar ke organ lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan karena terkadang memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.

3.      Etiologi
Meskipun tidak diketahui penyebab yang pasti tentang terjadinya kanker tulang, para peneliti menemukan bahwa faktor genetik dapat meningkatkan resiko kanker tulang. Contoh faktor genetika yang dapat meningkatkan resiko kanker tulang adalah:
·         Multiple exostoses
·         Rothmund-Thomson sindrom
·         retinoblastoma genetik
·         Li-Fraumeni sindrom
Orang dewasa yang mengalami penyakit Paget’s memiliki resiko tinggi bagi berkembangnya kanker tulang.
Pengobatan radiasi yang pernah dilakukan sebelumnya bisa berhubungan dengan kanker tulang. Korelasi ini paling kuat jika terapi radiasi yang diberikan saat semasa kecil. Namun bukan berarti terapi radiasi yang digunakan pada pengobatan kanker menjadi sesuatu yang berbahaya atau tidak aman. Bagi orang yang mengidap kanker, manfaat terapi radiasi lebih besar dibanding resiko yang muncul. Resiko ini tidak termasuk dalam paparan radiasi yang terus-menerus dengan sinar-x.
4.      Tipe-tipe Kanker Tulang
Ada banyak tipe-tipe yang berbeda dari kanker tulang. Tumor-tumor tulang yang paling umum termasuk osteosarcoma, Ewing’s sarcoma, chondrosarcoma, malignant fibrous histiocytoma, fibrosarcoma, dan chordoma.
1)      Osteosarcoma adalah kanker tulang ganas utama yang paling umum. Ia paling umum mempengaruhi laki-laki yang berumur antara 10 dan 25 tahun, namun dapat lebih kurang umum mempengaruhi dewasa-dewasa yang lebih tua. Ia seringkali terjadi di tulang-tulang yang panjang dari lengan-lengan dan kaki-kaki pada area-area dari pertumbuhan yang cepat sekitar lutut-lutut dan bahu-bahu (pundak) dari anak-anak. Tipe kanker ini seringkali adalah sangat agresif dengan risiko penyebaran ke paru-paru. Angka kelangsungan hidup dari lima tahun adalah kira-kira 65%.
2)      Ewing’s sarcoma adalah tumor tulang yang paling agresif dan mempengaruhi orang-orang yang lebih muda yang berumur antara 4-15 tahun. Ia adalah lebih umum pada laki-laki dan adalah sangat jarang pada orang-orang yang berumur lebih dari 30 tahun. Ia paling umum terjadi pada pertegahan dari tulang-tulang panjang dari lengan-lengan dan kaki-kaki. Angka kelangsungan hidup tiga tahun adalah kira-kira 65%, namun angka ini adalah jauh lebih rendah apabila telah menyebar ke paru-paru atau jaringan-jaringan lain dari tubuh.
3)      Chondrosarcoma adalah tumor tulang yang paling umum kedua dan bertanggung jawab pada kira-kira 25% dari semua tumor-tumor tulang yang ganas. Tumor-tumor ini timbul dari sel-sel tulang rawan (cartilage cells) dan dapat tumbuh dengan sangat agresif atau relatif perlahan. Tidak seperti banyak tumor-tumor tulang lain, chondrosarcoma adalah paling umum pada orang-orang berumur diatas 40 tahun. Ia adalah sedikit lebih umum pada laki-laki dan dapat secara potensial menyebar ke paru-paru dan simpul-simpul getah bening. Chondrosracoma paling umum mempengaruhi tulang-tulang dari pelvis dan pinggul-pinggul. Kelangsungan hidup lima tahun untuk bentuk yang agresif adalah kira-kira 30%, namun angka kelangsungan hidup untuk tumor-tumor yang tumbuhnya perlahan adalah 90%.
4)      Malignant fibrous histiocytoma (MFH) mempengaruhi jaringan-jaringan lunak temasuk otot-otot, ligamen-ligamen, tendon-tendon, dan lemak. Ia adalah keganasan jaringan lunak yang paling umum pada kehidupan kemudian dari dewasa, biasanya terjadi pada orang-orang berumur 50-60 tahun. Ia paling umum mempengaruhi anggota-anggota tubuh (kaki dan tangan) dan adalah kira-kira dua kali lebih umum pada laki-laki daripada wanita-wanita. MFH juga mempunyai suatu batasan yang lebar dari keparahan. Angka kelangsungan hidup keseluruhan adalah kira-kira 35%-60%.
5)      Fibrosarcoma adalah jauh lebih jarang daripada tumor-tumor tulang lainnya. Ia adalah paling umum pada orang-orang yang berumur 35-55 tahun. Ia paling umum mempengaruhi jaringan-jaringan lunak dari kaki dibelakang lutut. Ia adalah sedikit lebih umum pada laki-laki daripada wanita-wanita.
6)      Chordoma adalah suatu tumor yang sangat jarang dengan suatu kelangsungan hidup rata-rata dari kira-kira enam tahun setelah diagnosis. Ia terjadi pada dewasa-dewasa yang berumur diatas 30 tahun dan kira-kira dua kali lebih umum pada laki-laki daripada wanita-wanita. Ia paling umum mempengaruhi kolom tulang belakang (spinal column) ujung bawah atau ujung atas.
Sebagai tambahan pada kanker tulang, ada beragam tipe-tipe dari tumor-tumor tulang yang jinak.Ini termasuk osteoid osteoma, osteoblastoma, osteochondroma, enchondroma, chondromyxoid fibroma, dan giant cell tumor (yang mempunyai potensi untuk menjadi ganas).Seperti dengan tipe-tipe lain dari tumor-tumor jinak, ini tidak bersifat kanker.
Ada dua tipe lain dari kanker yang relatif umum yang berkembang didalam tulang-tulang: lymphoma dan multiple myeloma. Lymphoma, suatu kanker yang timbul dari sel-sel sistim imun, biasanya mulai di simpul-simpul getah bening namun dapat mulai di tulang. Multiple myeloma mulai di tulang-tulang, namun ia biasanya tidak dipertimbangkan sebagai suatu tumor tulang karena ia adalah suatu tumor dari sel-sel sumsum tulang dan bukan dari sel-sel tulang.
5.      Patofisiologi
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal.. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.

Adanya tumor tulang


Jaringan lunak di invasi oleh tumor


Reaksi tulang normal

Osteolitik (destruksi tulang) Osteoblastik (pembentukan tulang)


destruksi tulang local.                         Periosteum tulang yang baru dapat tertimbun dekat tempat lesi
 



Pertumbuhan tulang yang abortif

( sumber : Price.1998: 1213 )


6.      Manifestasi Klinis
1.      Nyeri dan/ atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas penyakit)
2.      Fraktur patologik
3.     
Gambar. Lutut kiri mengalami osteosarkoma
Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang terbatas
(Gale, 1999).
4.      Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya pelebaran vena
5.      Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan menurun dan malaise. (Smeltzer., 2001)
Gejala yang muncul bisa bervariasi tergantung pada jenis kanker tulangnya, namun yang paling umum adalah nyeri.Kanker tulang lebih umum terjadi pada tulang yang bentuknya panjang (lengan dan kaki), sehingga tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang paling sering merasakan nyeri.Tidak semua tumor tulang bersifat kanker, melainkan ada juga yang jinak.Nyeri tulang umumnya menunjukkan bahwa tumor tersebut adalah jinak. Beberapa gejala kanker tulang antara lain:
·         persendian yang bengkak dan inflamasi
·         patah tulang yang disebabkan karena tulang yang rapuh
Gejala yang tidak spesifik seperti demam, menurunnya berat badan, kelelahan yang hebat, dan anemia juga bisa menjadi gejala kanker tulang, tapi bisa juga merupakan indikator penyakit lain.
7.      Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis didasarkan pada riwayat, pemeriksaan fisik, dan penunjang diagnosis seperti CT, mielogram, asteriografi, MRI, biopsi, dan pemeriksaan biokimia darah dan urine.Pemeriksaan foto toraks dilakukan sebagai prosedur rutin serta untuk follow-up adanya stasis pada paru-paru.Fosfatase alkali biasanya meningkat pada sarkoma osteogenik.Hiperkalsemia terjadi pada kanker tulang metastasis dari payudara, paru, dan ginjal.Gejala hiperkalsemia meliputi kelemahan otot, keletihan, anoreksia, mual, muntah, poliuria, kejang dan koma.Hiperkalsemia harus diidentifikasi dan ditangani segera.Biopsi bedah dilakukan untuk identifikasi histologik. Biopsi harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran dan kekambuhan yang terjadi setelah eksesi tumor., (Rasjad, 2003).
Gambar.Hasil MRI                        Gambar. Penampang melintang
(pada osteisarkoma)                            (pada osteisarkoma)


8.      Penatalaksanaan
1.       Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat didiagnosis.Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan tumor, pencegahan amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara maksimal dari anggota tubuh atau ekstremitas yang sakit.Penatalaksanaan meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, atau terapi kombinasi.
Osteosarkoma biasanya ditangani dengan pembedahan dan / atau radiasi dan kemoterapi. Protokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi adriamycin (doksorubisin) cytoksan dosis tinggi (siklofosfamid) atau metrotexate dosis tinggi (MTX) dengan leukovorin. Agen ini mungkin digunakan secara tersendiri atau dalam kombinasi.
Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan pemberian cairan normal intravena, diurelika, mobilisasi dan obat-obatan seperti fosfat, mitramisin, kalsitonin atau kortikosteroid, (Gale, 1999).
2.      Tindakan keperawatan
a.       Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).
b.      Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli psikologi atau rohaniawan.
c.       Memberikan nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat.Antiemetika dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal.Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
d.      Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.(Smeltzer. 2001)
9.      Prognosa
Prognosa jelek, hanya kira-kira seperlima atau kurang dari 10 persen yang kasus yang mempunyai harapan hidup/bertahan sampai/lebih dari 5 tahun.

B.     Konsep Asuhan Keperawatan

1.      Pengkajian

1.      Data Biografi: Data biografi biasanya mencakup nama, umur, alamat, pekerjaan, No. MR, agama dan lain-lain yang dianggap perlu.
2.      Riwayat Kesehatan
a)      Keluhan Utama
Jika klien mengalami manifestasi klinis tumor benigna, nyeri adalah keluhan yang umum.Nyeri dapat mempunyai rentang dari ringan sampai moderat, seperti yang terlihat pada kondroma, atau nyeri tak terputus yang kuat pada osteoma osteoid.Nyeri dapat disebabkan oleh invasi tumor langsung pada jaringan lunak, menekan saraf perifer, atau disebakan karena fraktur patologik.
Sebagai tambahan untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan sifat nyeri klien, perawat mengobservsi dan mempalpasi area yang diduga terkena.Bila tumor menyerang ekstremitas bawah atau tulang-tulang kecil pada tangan dan kaki, pembengkakan lokal dapat dideteksi sebagai pembesaran neoplasma.Pada beberapa kasus, atropi otot atau spasmus otot dapat terjadi.Perawat mempalpasi tulang dan otot untuk mendeteksi perubahan dan mengurangi nyeri.
Untuk tumor tulang ganas, data dikumpulkan serupa dengan riwayat pada tumor tulang benigna.Sebagai tambahan perawat menanyakan apakah dia mempunyai riwayat terapi radasi untuk pengobartan kanker.

3.      Pengkajian Psikososial.
Seringkali klien dengan tumor maligna adalah dewasa muda yang produktif secara sosial.Klien membutuhkan sistem dukungan untuk membantunya mengatasi kondisi ini.Keluarga, orang-orang terdekat, serta profesi kesehatan merupakan komponen utama dalam sistem dukungan.
Klien seringkali mengalami kehilangan kontrol selama kehidupannya ketika diagnosis keganasan ditentukan. Sebagai akibatnya mereka menjadi cemas dan takut akan hasil penyakit mereka. Koping terhadapnya meupakan tantangan berat. Klien mengalami proses berduka, awalnya mereka menolak. Perawat perlu mengkaji tingkat kecemsan dan mengkaji tingkat proses berduka yang dialami klien. Perawat juga mengidentifikasi perilaku maladaptif, yang mengindikasikan mekanisme koping inefektif.

4.      Pemeriksaan diagnostik.
Radiografi rutin dan tomografi konvensional sangat bermanfaatdalam melokalisasi dan memvisualisasi neoplasma. Tumor benigna dikarakterisasi oleh: batas jelas, korteks intak, dan tulang yang halus, dengan periosteal tulang yang seragam. Computed Tomografi (CT) kurang berguna, kecuali dalam area anatomik yang kompleks seperti pada kolumna vertebralis dan sakrum.Uji ini sangat membantu dalam mengevaluasi penyebaran ke jaringan lunak.
Ketika diagnosis tumor benigna meragukan,.Biopsi jarum/biopsi terbuka perlu dilakukan.Metoda pembedahan terbuka dilakukan untuk mendapatkan jumlah jaringan yang mencukupi.Pindai tulang tidak spesifik dalam membedakan tumor tulang benigna dan maligna, tapi memungkinkan visualsisasi yang lebih baik pada penyebarn lesi dibandingkan dengan kebanyakan pemeriksaan radiografik.MRI mungkin membantu dalam melihat masalah pada kolumna spinalis.
Pada tumor maligna semua prosedur diatas juga dapat digunakan.Meskipun setiap tipe tumor mempunyai karakteristik pola radigrafik, temuan tertentu tampak serupa pada semua tumor maligna.Tumor maligna pada umumnya mempunyai tampilan berbatas tidak jelas, perusakan tulang, periosteal irregular pada tulang baru dan penembusan kortikal.
Lesi metastatik mungkin meningkat atau menurunkan densitas tulang, tergantung pada jumlah aktivitas osteoblastik.CT juga berguna dalam menentukan perluasan kerusakan jaringan lunak.Pengkajian laboratotik.Klien dengan tumor maligna umumnya menunjukkan peningkatan serum alkalin fosfatase (ALP), mengindikasikan tubuh sedang berusaha untuk membentuk tulang baru dengan meningkatkan aktivitas osteoblastik.
Klien dengan sarkoma Ewing atau lesi tulang metastatik sering menampakkan anemia normositik.Sebagai tambahan lekositosis umum pada sarkoma Ewing.Pada beberapa klien dengan metastatis tulang dari payudara, ginjal dan paru, kadar kalsium serum meningkat. Destruksi tulang massif menstimulasi peleapsan mineral ke aliran darah.Klien dengan sarkoma Ewing dan metastasis tulang sering mengalami peningkatan laju edap darah (ESD/LED), mungkin berkontribusi ada inflamsi jairngan sekunder.

Pengkajian Diagnostik Lainnya.
a.       Biopsi tulang. Biopsi tulang dapat dilakuan untuk menentukan tipe tumor tulang. Biopsi jarum bisanya dilakukan ketika diduga ada metasatis. Metoda terbuka melalu insisi bedah lebih disukai pada lesi perimer. Ahli bedah berusaha untuk membuat inisi sekecil mungkin. Carut biopsi dibuang selama pembedahan kanker tulang untuk mengeliminasi sebaran tunas kanker. Setelah biopsy, kanker dikelompokkan berdasarkan derajat tumor. Metoda yang populer adalah sistem TNM, yang digunaakn untuk menentukan ukuran tumor, keterlibatan nodus, dan adanya metastasis.

b.      Pindai tulang. Pindai tulang sangat membantu dalam menentukan tipe tumor dan juga memungkinkan visualisasi sebaran kanker. Pindai hampir selau dilakukan bila diduga ada metastatis.
2.      DiagnosaKeperawatan
1.      Nyeri (akut/ kronis) berhubungan dengan ketidakmampuan fisik psikososial kronis (kanker metastasis)
2.      Ansietas berhubungan dengan ancaman perubahan dalam fungsi peran
3.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penanganan (efek kemoterapi, radiasi, pembedahan)
4.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhanmetabolic dari tumor
5.      Harga diri rendah berhubungan dengan penyakit kronis



3.      Intervensi

Diagnosa 1:Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan ketidakmampuan fisik-psikososial knonis (kanker metastasis)
Tujuan: Tingkat nyeri berkurang / terkontrol
Kriteria Hasil (NOC):
1.      Menunjukan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan
2.      Menyatakan secara verbal pengetahuan tentang cara alternative untuk mengurangi nyeri
3.      Melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
4.      Mengenali factor-faktor yang meningkatkan dan melakukan tindakan pencegahan nyeri
5.      Menggunakan alat pengurang nyeri analgesic dan nonanalgesik secara tepat

Intervensi (NIC):
Mandiri:
1.      Minta pasien untuk menilai nyeri ( 0 -10)
2.      Kajidan dokumentasikan efek-efek penggunaan  pengobatan jangka panjang
3.      Pantau kepuasan paseian dengan penatalaksanaan nyeri pada interval yang spesifik
4.      Tentukan dampak pengalaman nyeri pada kualitas hidup
Edukasi:
1.      Berikan informasi tentang nyeri (penyebab, berapa lama,dan antisipasi nya)
2.      Ajarkan teknik nonfarmakologi(relaksasi,imajinasi,terapi music,distraksi,masase,acupressure)
Kolaboratif:
1.      Pertimbangkan rujukan untuk pasien, keluarga, dan orang yang penting bagi pasien pada kelompok pendukung  atau sumber-sumber lain, bila memmungkinkan

Diagnosa 2: Ansietes berhubungan dengan ancaman kematian
Tujuan: Ansietas berkurang
Kriteria Hasil (NOC):
1.      Melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik.
2.      Pasien akan meneruskan aktifitas yang dibutuhkan meskipun ada kecemasan
3.      Pasien akan mengidentifikasi gejala yang merupakan indicator ansietas pasien sendiri

Intervensi (NIC) :
Mandiri.
1.      Pantau tanda dan gejala ansietas (misalnya, tanda vital, nafsu makan, pola tidur, dan tingkat konsentrasi)
2.      Kaji dukungan yang disediakan oleh orang yang penting bagi pasien.
3.      Pantau ekspresi tidak ada harapan atau tidak berdaya (misalnya, “Aku tidak dapat”)
4.      Tentukan sumber ansietas (misalnya, nyeri, malfungsi tubuh, penghinaan, pengabaian, kegagalan, akibat negatif dari survivor).
Edukasi
1.      Berikan informasi tentang penyakit dan prognosis pasien
2.      Berikan kejujuran dan jawaban langsung terrhadap pertanyaan pasien tentang proses menjelang kematian.
Kolaboratif
1.      Rujuk ke perawatan rumah atau perawatan hospice, sesuai dengan kebutuhan.
2.      Atur askes ke pendeta atau penasihat spiritual sesuai dengan yang diinginkan pasien.
3.      Hubungkan pasien dengan keluarga dengan kelompok pendukung yang sesuai.
4.      Berikan pengobatan untuk mengurangi ansietas sesuai dengan kebutuhan

Diagnosa 3: Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek kemoterapi, radiasi, pembedahan,
Tujuan : Gangguan citra tubuh berkurang, yang ditunjukkkan dengan citra tubuh yang positif
Kriteria Hasil (NOC):
1.      Mengindentifikasi kekuatan personal
2.      Pengakuan terhadap dampak dari situasi pada hubungan antara keberadaan personal dan gaya hidup
3.      Pengakuan terhadap perubahan actual pada penampilan tubuh
4.      Menggambarkan perubahan actual pada fungsi tubuh
5.      Mengungkapkan keinginan untuk menggunakan sumber yang disarankan setelah keluar dari rumah sakit
6.      Memelihara hubungan social yang dekat dan hubungan personal

Intervensi (NIC):
Mandiri:
1.      Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan non verbal pasien tentang tubuh pasien
2.      Dengarkan pasien/keluarga secara aktif dan akui realitas adanya perhatian terhadap perawatan,kemajuan dan prognosis
3.      Beri dorongan pada pasien/keluarga untuk mengungkapkan perasaan dan untuk berduka
4.      Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi mekanisme koping dan kekuatan personal dan pengakuan keterbatasan
5.      Berikan perawatan dengan cara yang tidak menghakimi,pelihara privasi dan martabat pasien
Edukasi:
1.      Ajarkan orang tua tentang penting nya respons mereka terhadap perubahan tubuh anak dan penyesuaian di kemudian hari,sesuai dengan kebutuhan
Kolaboratif:
1.      Rujuk kepada layanan social untuk merencanakan perawatan dengan pasien/keluaraga
2.      Tawarkan untuk melakukan panggilan pada sumber-sumber komunitas yang tersedia untuk pasien/keluarga.

Diagnosa 4:  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolic tinggi
Tujuan: menunjukkan status gizi yang adekuat
Kriteria hasil (NOC):
Mempertahankan berat badan/pertambahan
1.      Menjelaskan komponen keadekuatan diet bergizi
2.      Menyatakan kengininan untuk mengikuti diet
3.      Toleransi terhadap diet yang dianjurkan
4.      Mempertahankan masa tubuh dan berat badan dalam batas normal
5.      Nilai labolatorium(missal nya, transferrin,albumin,dan elektrolit) dalam batas normal
6.      Melaporkan keadekuatan tingkat energi

Intervensi (NIC):
Mandiri:
1.      Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasan makan
2.      Pantau nilai labolatorium,khusus nya transferrin,albumin,dan elektrolit
Edukasi:
1.      Ajarkan metode untuk perencanaan makan
2.      Ajarkan pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal
3.      Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya
Kolaboratif:
1.      Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein untuk pasien dengan ketidakadekuatan asupan protein atau kehilangan protein (missal,pasien dengan anoreksia nervosa atau penyakit glomerular/dialysis peritoneal)
2.      Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan,makanan pelengkap,pemberian makanan melalui selang,atau nutrisi parenteral,total agar asupan kalori yang adekuat dapat dipertahankan
3.      Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab perubahan nutrisi
4.      Rujuk ke program gizi di komunitas yang tepat,jika pasien tidak dapat membeli atau menyiapkan makanan yang adekuat

Diagnosa 5: Harga diri rendah berhubungan dengan penyakit kronis
Tujuan: mengungkapkan penerimaan diri secara verbal
Kriteria Hasil (NOC):
1.      Mengerti akan kekuatan diri
2.      Mengungkapkan kenginan untuk mendapatkan konseling
3.      Berpartisipasi dalam pembuatan keputusan tentang perencanaan perawatan
4.      Melakukan perilaku yang dapat meningkatkan rasa percaya diri

Intervensi (NIC):
Mandiri:
1.      Pantau pernyataan pasien tentang penghargaan diri
2.      Tentukan rasa percaya diri pasien dalam penilaian diri
3.      Pantau frekuensi pengungkapan diri yang negative
Edukasi:
1.      Berikan informasi tentang pentingnya konseling dan  ketersedian  sumber-sumber di komunitas
2.      Ajarkan keterampilan untuk bersikap positif melalui bermain peran,contoh peran,diskusi dan sebagai nya
Kolaboratif:
1.      Temukan bantuan sumber-sumber dari  rumah sakit (misalnya, pekerja sosial,spesialis psikiatrik klinis, dan pelayanan agama) jika diperlukan


4.      Implementasi
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan dimana rencana perawatan dilaksanakan; melaksanakan intervensi / aktifitas yang telah ditentukan. Implementasi merupakan lndasan interaksi antara pasien dengan perawat dalam rencana keperawatan.Fokus utama dalam implementasi adalah tindakan secara individu, yaitu pelayanan perawatan dengan pendekatan.
Garis besar dari implementasi yang didiskusikan:
a.       Melaksanakan tindakan yang konsisten dengan rencana yang sudah ditentukan.
b.      Keterampilan interpersonal, intelektual dan tekhnikkal dilaksanakan dengan cermat dan efisien dalam suatu lingkungan yang telah dipersiapkan.
c.       Perlindungan keamanan fisik dan psikologis pasien.

5.      Evaluasi
Sebagai tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi yang ditulis dalam catatan perkembangan yang berfungsi untuk mendemonstrasikan keadaan klien, baik berupa kemajuan maupun kemundurannya dilihat dari masalah yang ada.
1.      Nyeri
a.       Pasien mampu mengontrol nyeri
b.      Melakukan teknik manajemen nyeri,
c.       Patuh dalam pemakaian obat yang diresepkan
d.      Tidak mengalami nyeri atau mengalami pengurangan nyeri saat istirahat, selama menjalankan aktifitas hidup sehari-hari
2.      Memperlihatkan pola penyelesaian masalah yang efektif.
a.       Mengemukakan perasaanya dengan kata-kata
b.      Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
c.       Keluarga mampu membuat keputusan tentang pengobatan pasien
3.      Memperlihatkan konsep diri yang positif
a.       Memperlihatkan kepercayaan diri pada kemampuan yang dimiliki pasien
b.      Memperlihatkan penerimaan perubahan citra diri
4.      Masukan nutrisi yang adekuat
a.       Mengalami peningkatan berat badan
b.      Menghabiskan makanan satu porsi setiap makan
c.       Tidak ada tanda – tanda kekurangan nutrisi
5.      Mengungkapkan penerimaan diri secara verbal:
a.       Memperlihatkan konsep diri yang positif
b.      Memperlihatkan kepercayaan diri pada kemampuan yang dimiliki pasien
c.       Memperlihatkan penerimaan perubahan citra diri


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Akhir kata penulis menyimpulkan bahwa tumor tulang merupakan penyakit yang pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif dimana sel-selnya tidak pernah menjadi dewasa.dan juga dengan Osteomilitis infeksi tulang yang penyebab terseringnya adalah : staphylococcus aureus, dan tulang yang sering terkena adalah tulang panjang dan tersering femur, tibia, humerus, radius, ulna dan fibula. Bagian tulang yang yang terkena adalah metafisis. Dari definisi yang telah disimpulkan di atas kelompok menyimpulkan osteomilitis dapat menyebabkan tumor tulang dimana karena adanya infeksi akibat etiology baik bakteri maupun fraktur yang tak tertangani menyebabkan sel-sel tumor berkembang biak di tulang yang terkena.

B.  Saran

Semoga tulisan yang telah dibuat oleh kelompok dapat bermanfaat bagi mahasiswa calon perawat sehingga dapat mencegah dan mengobati tumor tulang dengan penatalaksanaan yang tepat dan benar. Namun mahasiswa tidak hanya terpaku dalam makalah ini melainkan mencari referensi lain untuk menambah wawasan baru.



DAFTAR PUSTAKA


Doengoes, Marylin E, et. al. (2000).Penerapan proses keperawatan dan diagnosa keperawatan. Jakarta. EGC.
Otto, Shirley E.2003.Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.Jakarta :EGC.

Sjamjuhidayat &Wim de Jong. 2005. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi.Makasar : BintangLamimpatue.

Ramali & Pamoentjak. (1999). Kamus kedokteran Ed. revisi Penerbit : Buku Kedokteran. EGC

Muttaqin, Arif. Ns. S.kep, 2000. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Klien gangguan system muskuluskeletal. Jakarta:EGC





2 komentar:

  1. thaks min sangat membantu benget dalam saya ngerjain tugas kuliah ini.
    saya mau izin sharing materi keperawatan, semoga bermanfaat bagi semuanya.
    perawat indonesia
    UKOM perawat
    Askep

    BalasHapus